JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seorang guru di Jakarta Selatan terkena aksi jambret. Atas kejadian itu, uang Rp2 juta untuk membayar kontrakan raib digondol pelaku.
Aksi jembret juga dialami oleh Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat (KIP), Hendra K Jede.
Saat sedang berjalan kaki sendirian usai makan siang, tiba-tiba tas miliknya dibawa kabur dua pelaku jambret dengan menggunakan sepeda motor di belakang gedung KONI Jakarta Pusat.
Atas kejadian itu, tas berisi flashdisk dan dokumen penting raib. Untungnya, laptop masih selamat dari tangan jail kedua jambret tersebut.
Kriminolog Universitas Indonesia, Josias Simon mengatakan aksi penjambretan umumnya dilakukan karena faktor ekokomi, terlebih dimasa pandemi covid-19.
Jambret umumnya motif ekonomi (apalagi dimasa pandemi)," ujarnya saat dihubungi, Jumat (21/1/2022).
Dia menilai, maraknya pelaku jambret dikarenakan adanya kesempatan. Dalam konteks kesempatan itu, pelaku melakukan aksi jahatnya dengan melihat situasi dan kondisi.
"Marak karena kesempatan memungkinkan secara situasional (sarana prasarana kurang, korban lengah, warga sekitar cenderung acuh)," jelasnya.
Josias menambahkan, pada individu tertentu atau situasi tertentu, pelaku jambret melakukan aksi jahat itu karena sudah menjadi kebiasaan dan dianggap sebagai pekerjaan.
"Pada kelp (situasi) atau individu tertentu memang dapat menjadi hal biasa, bahkan pekerjaan," pungkasnya.
Untuk itu dia mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjaga kesadaran dan keamanan dan resiko terkena serangan jambret. (Pandi)