Sriskandarajah melanjutkan, generasi pemimpin saat ini dapat mulai memperbaiki kesalahan ini dengan menerapkan pajak progresif atas modal dan kekayaan dan menggunakan pendapatan itu untuk menyelamatkan nyawa dan berinvestasi di masa depan manusia.
"Mereka harus memastikan bahwa warisan jangka panjang Covid-19 adalah perawatan kesehatan universal yang berkualitas dan perlindungan sosial untuk semua. Pemerintah memiliki kesempatan bersejarah untuk mendukung rencana ekonomi yang berani berdasarkan kesetaraan yang lebih besar yang mengubah jalan maut yang kita tempuh," kata dia.
Harga saham turun tajam pada minggu-minggu awal pandemi tetapi kemudian didorong oleh stimulus yang diberikan oleh bank sentral dan kementerian keuangan di seluruh dunia.
Pemotongan suku bunga ke rekor tingkat rendah dan peningkatan besar-besaran dalam pasokan uang melalui proses pembelian obligasi yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif mengirim pasar saham melonjak, dengan perusahaan teknologi seperti Amazon, Google, Apple dan Facebook didorong oleh peningkatan kerja dari rumah dan belanja online selama pandemi.
Sementara orang-orang dengan pendapatan lebih sederhana juga melihat aset mereka meningkat nilainya selama pandemi. Oxfam mengatakan 10 orang terkaya memiliki kekayaan enam kali lipat dari 40% terbawah (3,1 miliar orang). Dari 10 miliarder itu, dibutuhkan waktu 414 tahun untuk menghabiskan kekayaan gabungan mereka dengan tarif satu juta dolar setiap hari.
Ancaman yang ditimbulkan oleh ketidaksetaraan ini mendapat soritan Presiden Bank Dunia, David Malpass, ketika ia mengumumkan prakiraan terbaru organisasinya untuk ekonomi global.
"Negara-negara berkembang menghadapi masalah jangka panjang yang parah terkait dengan tingkat vaksinasi yang lebih rendah, kebijakan makro global dan, beban utang," katanya.
“Ada jurang yang tumbuh antara tingkat pertumbuhan mereka dan mereka yang berada di ekonomi maju. Ketimpangan ini bahkan lebih dramatis dalam hal pendapatan per kapita dan median, dengan orang-orang di negara berkembang tertinggal dan tingkat kemiskinan meningkat. Kami melihat pembalikan yang mengganggu dalam kemiskinan, nutrisi dan kesehatan," kata Malplass.(*)