JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tembok simbol protes warga Duren Sawit dibongkar, Camat ajak pihak terkait cari solusi banjir yang kerap terjadi.
Selain itu Camat Duren Sawit, Jakarta Timur, Musa Syafrudin meminta agar permasalahan banjir di lingkungan RT 09/10 dan RT 13/11 di Jalan Teluk Tomini, Kelurahan Pondok Bambu diselesaikan secara musyawarah pada esok Senin (17/1/2022).
Sebelumnya, sejumlah warga RT 09/10 membangun tembok setinggi kurang lebih 50 sentimeter dan panjang 5 meter guna membendung aliran air hujan yang kerap menyebabkan wilayahnya tergenang banjir.
Tembok itu juga sebagai bentuk protes lantaran permasalahan banjir di lingkungan tersebut tak juga mendapat solusi dari pihak terkait.
Musa menyampaikan jika pihaknya dari Kasatpel Sumber Daya Air (SDA) Kecamatan Duren Sawit sudah melakukan beberapa upaya seperti menguras saluran air di lokasi.
Melalui Sudin SDA juga telah membuat sodetan di Kanal Banjir Timur (KBT) namun memang hasilnya kurang maksimal sebab lingkungan RT 09/10 dan 11/13 di Jalan Teluk Tomini masih banjir.
Alasannya, menurut Musa, karena lingkungan itu tergolong dataran rendah.
"Udah buat sodetan KBT panjang 300 meter, hanya masih banjir, karena hasil belum maksimal, masih ada genangan," ungkap Musa kepada wartawan, Minggu (16/1/2022).
Lebih lanjut, Musa menyebut jika ada oknum warga yang justru tidak setuju dengan penanganan yang dilakukan petugas. Musa tak menjelaskan alasan ada warga yang menolak.
"Misal membuat sodetan, peninggian jalan dan lainnya, saat akan dikerjakan ada penolakan dari warga lainnya yang tidak setuju. Makanya perlu dirapatkan ulang agar ada titik temu," ujar Musa.
Namun, dia menyampaikan untuk mendapatkan kesepakatan dengan warga guna melakukan penanganan pencegahan banjir, maka Musa meminta agar pihak terkait melakukan musyawarah pada Senin (17/1/2022) esok.
"Meminta RW, RT, LMK dan lurah gelar rapat di lokasi, Senin ke lokasi jangan sampai petugas SDA kerja, ditolak lagi," ungkap Musa.
Lurah Pondok Bambu, Asianti Yasmuarsih mengatakan jika memang pihaknya esok akan melakukan musyawarah dengan warga RW 10 maupun RW 11 di Jalan Teluk Tomini, Kavling TNI Angkatan Laut, Duren Sawit.
"Besok kita duduk bareng di lokasi sini, dengan para warga sekitar jam sembilan pagi, untuk bagaimana kedepannya, kita musyawarah mufakat," ujar Asianti.
Dalam musyawarah tersebut diharapkan bisa menghasilkan solusi untuk penanganan banjir di Jalan Teluk Tomini.
Kata Asianti, pihak SDA yang akan menjelaskan rancangan ke depan terkait penanganan banjirnya.
"Nanti fungsinya adalah SDA, yang menjelaskan bagaimana terkait saluran sekitar sini (lokasi) dan ke depannya seperti apa," terang Asianti.
Sementara itu, Minggu (16/1/2022) pagi tadi, tembok di Jalan Tembok Tomini, Kavling TNI Angkatan Laut, perbatasan RT 09/10 dan RT 13/11 sudah dibongkar petugas gabungan.
"Tadi kita secara persuasif, si pembangun temboknya juga hadir di tengah-tengah kita, karena sudah ada pendekatan akhirnya tadi pagi sekitar jam 7 sampai jam 8 (dibongkar)," ungkap Asianti kepada wartawan, Minggu (16/1/2022).
Asianti mengatakan bahwa dalam pembongkaran tembok tersebut, berjalan lancar tanpa adanya protes dari warga setempat.
"Tadi berjalan lancar, Alhamdulillah tidak ada (protes warga)," kata Asianti.
Dikabarkan sebelumnya, warga RT 09/10, Alex (55), mengatakan tembok yang dibangun di antara Jalan Teluk Tomini Blok A5 dan A1 itu sengaja dibuat warga lantaran guna membendung laju air hujan yang mengalir ke wilayahnya.
"Dibangunnya itu udah hampir berjalan dua minggu. Untuk mencegah agar banjirnya tidak terlalu meluap ke sini," kata Alex kepada wartawan, Kamis (13/1/2022).
Lebih lanjut, kata Alex, memang diakui bahwa tembok tersebut berdiri di jalan umum.
Lihat juga video “Presenter TV ‘Ledek’ Timnas Indonesia Usai Kalahkan Singapura dan Lolos ke Final AFF 2020”. (youtube/poskota tv)
Namun, dia mengatakan bahwa tembok itu juga sebagai simbol protes sejumlah warga RT 09/10, Kavling Angkatan Laut sebab wilayahnya yang kerap dilanda banjir, tak jua mendapat solusi dari pihak terkait.
"Kalau enggak begini (bangun tembok) air enggak bakal kelar. lagi enggak ada solusinya. Biarin begini, biar ada solusinya. Biar orang ramai, maksudnya tembok ini dibuat biar ada perhatian dari atas (pejabat terkait)," ujar Alex.
Alex menyampaikan bahwa pihak kelurahan maupun kecamatan sudah datang untuk meninjau lokasi tersebut, namun belum jua ada tindak lanjutnya.
"Udah laporan, udah survei, udah foto lokasi, tinjauan, cuman solusinya enggak ada, untuk pengerjaannya bagaimana enggak ada. Makanya dibuat tembok ini biar makin panas lah situasi, biar ada perhatian bener-bener (dari pihak terkait) intinya itu aja," kata Alex. (ardhi)