JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur mencatat sebanyak 331 kebakaran terjadi selama tahun 2021.
Kepala Seksi Ops Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaeman menyampaikan terjadi penurunan jumlah kasus kebakaran dibanting pada tahun 2020.
"Pada tahun 2020 tercatat 349 kejadian, sehingga frekuensi kebakaran pada tahun 2021 lalu menurun 5,2 persen," kata Gatot melalui keterangannya, Jumat (7/1/2022).
Penurunan jumlah kasus kebakaran itu menjadi kabar baik, sebab sebagai kota paling luas dan padat penduduk di Provinsi DKI Jakarta, Jakarta Timur termasuk rawan kebakaran.
Pihaknya hingga kini masih berupaya menekan jumlah kasus dengan sosialisasi pencegahan ke warga.
"Untuk Kecamatan dengan jumlah kasus kebakaran paling banyak pada tahun 2021 itu Cakung, tercatat 63 kasus. Kedua Kecamatan Duren Sawit dengan 47 kasus," ungkap Gatot.
Kemudian, Gatot menambahkan, bahwa listrik menjadi penyebab utama kebakaran di wilayah Jakarta Timur dengan jumlah 193 kasus, menurun dibanding tahun 2020 dengan 218 kasus.
Guna mencegah kebakaran akibat korsleting warga diimbau melakukan pemeriksaan berkala instalasi listrik di rumahnya, dan tidak menggunakan listrik secara berlebihan hingga membebani daya.
Penyebab kebakaran nomor dua pada tahun 2021 yakni gas dengan jumlah 36 kasus, meningkat drastis sebab pada tahun 2020 tercatat 0 kasus kebakaran akibat gas.
"Untuk total kerugian materil akibat kebakaran pada tahun 2021 juga menurun, sebanyak Rp 17.652. 250.000. Sementara pada tahun 2020 kerugian materil akibat kebakaran Rp 40.413.600.000," terangnya. (Ardhi)