ADVERTISEMENT

Sawang Sinawang, Oh Ternyata ….?

Kamis, 6 Januari 2022 06:28 WIB

Share
Sawang Sinawang, Oh Ternyata ….?
Sawang Sinawang, Oh Ternyata ….?

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SATU kisah kehidupan dibeberkan oleh seseorang dengan baik dan bisa sebagai nasihat. Inilah kisahnya yang muncul di medsos, seperti WA. Sepasang suami istri usia lanjut mengendarai mobil tua yang masih bagus. Di tengah jalan, mereka melihat seorang lelaki muda mengendarai mobil baru, dan tentu saja nampak mewah.

Dalam perjalanannya suami istri itu menemui lagi pasangan yang sebaya degan mereka, pun naik mobil yang nggak baru lagi, tapi baguslah. Mereka melihat, ketika mobil berhenti sang suami turun lebih dulu dan membukakan pintu mobil bagi sang istri. Betapa mesranya.

Pasangan suami istri dalam mobil tua yang pertama, sangat iri terutama sang istri. Coba kalau punya suami sayang kayak gitu, wow bahagianya aku. Pun ketika melihat pemuda yang membawa mobil baru. Kapan punya mobil seperti anak muda itu?

Cerita selanjutnya, betapa suami dari pasangan tua yang kedua sangat iri pada pasangan tua yang pertama, karena pintu mobilnya nggak rusak, dan nggak perlu repot membuka pintu buat sang istri.

Sementara, si orang muda yang pakai mobil baru, pun bicara dalam hati, betapa bahagianya mereka, bisa bersama mengendarai mobil sampai tua. ‘Lah, gue, bawa mobil baru, tapi hanya sopir,’ keluhnya.  

Peribahasa ‘rumput tetangga lebih hijau’ sering kita dengar atau bisa juga ikut mengucapkan, atau barang kali suka juga iseng membahas? Atau juga merasakan sendiri. Kayaknya enak banget ya itu tetangga sebelah? Hidupnya kayaknya makmur, bahagia banget,ya?

Itu adalah ilustrasi ketika orang memandang orang lain lebih baik dari pada dirinya. Hidup orang lain, kayaknya lebih baik dari aku!

Ah, itu semua kan selalu; kayaknya, sepertinya? Padahal kan belum tentu. Seperti kisah di atas, buktinya semua orang masing-masing punya masalah.

Jadi itu semua hanya; ‘Sawang sinawang’, kata pepatah Jawa. Yang artinya juga nggak beda dengan  peribahasa ‘rumput tetangga lebih hijau’ yang disebut sebelumnya.

Jadi masih mau membandingkan diri dengan orang lain? Boleh saja. Tapi sebaiknya sih jadilah diri sendiri saja. Boleh juga melihat orang lain sebagai motivasi. Kalau melihat orang lain bahagia, kaya, ya cobalah usaha bagaimana caranya agar  menjadi kaya. Kan begitu? Ah, gitu aja repot, kata Gus Dur! - Massoes

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT