Keluarga ibu Sitiqoriah di sudut kemegahan kota Jakarta Utara, kemiskinan menjerat keluarga ibu Sitiqoriah di Kota Jakarta Utara yang harus menghidupi 8 orang dalam satu atap.

Jakarta

Kemiskinan Menjerat Keluarga Ibu Sitiqoriah, Berjuang Menghidupi 8 Orang di Tengah Kemegahan Kota Jakarta Utara

Rabu 05 Jan 2022, 05:23 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Tinggal di tengah-tengah kemajuan kehidupan di sekitar kota Jakarta Utara, keluarga Nanang, Istri berserta anak-anaknya harus berjuang untuk mencari penghidupan.

Berprofesi sebagai nelayan ikan, Nanang salalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Namun memang, pendapatan dari tangkapan ikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Ayahnya kerja jadi nelayan mas, ikut orang lain, ya paling kalo lagi rame satu kali ngelaut dapet Rp 150.000, itupun kalo cuaca lagi baik ga baratan kaya gini," kata Sitiqoriah.

Sitiqoriah menceritakan, bahwa saat ini ia membutuhkan bantuan dalam segi sembako, susu, obat-obatan ataupun juga pakaian yang layak pakai untuk keluarganya.

Untuk makan keluarga biasanya ia membeli lauk karena memang tidak mempunyai gas dan juga perlengkapan. 

Dalam sehari ia biasanya makan hanya sebanyak 2 kali dengan lauk yang harus di bagi untuk 8 orang yang ada di rumah.

"Ya gitu, kita makan beli kak, itupun sedikit harus dibagi ramai-ramai satu rumah. Ya paling saat ini yang kita butuhkan sembako, susu, obat-obatan dan juga pakaian layak pakai," ujarnya.

Lanjutnya, ia pun menceritakan kepada Poskota.co.id, bahwa saat ini susu anak sangatlah ia perlukan, karena salah satu anaknya MZ tidak mau makan nasi sejak kecil.

"Salah satu yang penting bantuan susu untuk anak mas, karena MZ gak mau makan nasi dari kecil, kalo makan nasi suka muntah, nginjek nasi aja nangis," lanjutnya.

MZ merupakan salah satu putra kecilnya yang berumur 4 tahun. 

Saat poskota.co.id sambangi rumahnya Selasa (3/1/2022), ia sering kali keluar masuk sembari sedikit menggoda dan menyapa team kami yang berada di lokasi.

Sering juga ia terlihat keluar masuk rumah bermain sama kaka ataupun adiknya. Sebagai anak kecil lokasi bermain mereka sangatlah berbeda dari anak kecil pada biasanya.

"Iya paling main di sini, di depan gak ada tempat lagi udah, paling di dalem udah di tutup pintu," bebernya. 

Ia sering kali terlihat bermain di pinggiran kali, yang mana warna air tersebut berwarna hitam berlendir dan agak bau, terkadang juga ia terlihat memasukan kaki dan juga tanganya.

Saat tim kami coba konfirmasi kepada Sitiqoriah, ia menjelaskan beberapa anaknya memang pernah terkena sakit.

Penyakit yang pernah diderita anaknya berupa batuk, pilek dan juga demam.

"Ya biasanya sakitnya begitu dulu pernah batuk, pilek dan juga demam mas," timpalnya.

Setelah itu ia pun menjelaskan kepada kami, bahwa ia belum pernah menerima bantuan dari pihak tertentu ataupun partai politik.

"Ya bantuan dulu pernah cuman dapet kartu merah yang kartu bansos PPKM mas, dan dari partai politik pun kita gak pernah juga kok dapet," ucap dia.

Keluarga tersebut semua berkumpul menjadi satu dalam sebuah rumah yang kondisinya sangat tidak layak, terlihat atap dan juga tembok yang sudah rubuh karena terkena hujan dan angin yang sangat kencang.

"Tadinya 2 kamar mas, terus kamar itu atapnya rubuh karena hujan deres, angin kenceng. Jadi pindah semua ke satu kamar," jelasnya.

Saat air laut pasang ataupun pintu air sedang di buka, permukaan air kali di depan rumahnya pun ikut naik, hampir ke depan halaman rumahnya.

"Ya paling air suka naik mas kalo laut lagi pasang ataupun pintu air lagi dibuka, gak sampe dalem rumah sih ya, paling itu segitu depan halaman," jelasnya.

Tempat tinggal keluarga bapak nanang beserta Ibu Sitiqoriah memang dekat dengan kali yang langsung mengarah muara ke laut, tempat kapal bapak nanang bersandarpun tidak jauh dari rumah. (Cr11)

Tags:
potret kemiskinan di Jakartakeluarga nanangpotret keluarga ibu sitiqoriahKota Jakarta Utaranelayankemegahan kota jakarta utara

Administrator

Reporter

Administrator

Editor