ADVERTISEMENT
Sabtu, 1 Januari 2022 22:31 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dikutip dari laman resmi Kemenkes, WHO menyebutkan bahwa virus Covid-19 varian Omicron memiliki efek penularan lebih cepat dibandingkan varian Delta di negara-negara yang sudah mengalami transmisi komunitas.
Dari data awal yang didapat, Sotrovimab masih bisa menghambat Omicron dibandingkan antibodi monoklonal lainnya termasuk Ronapreve (kombinasi Casirivimab dan Imdevimab).
Walaupun mutasi dari Omicron menurunkan efektivitas antibodi antibodi monoklonal.
Parahnya, varian Omicron dapat menyebabkan kematian. Di Inggris, varian Omicron menyebabkan 29 kasus kematian, meski estimasi tingkat resiko masuk perawatan gawat darurat sebesar 15-25 persen lebih rendah dari varian Delta. Namun estimasi resiko hospitalisasi sebesar 40-45 persen.
Hanya butuh waktu sekitar dua minggu sejak masuknya Omicron ke Indonesia, virus Omicron sudah menginfeksi 46 orang.
Mayoritas kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dengan 32,6% diantaranya pelaku perjalanan dari Turki.
Selain Turki, kasus Omicron juga berasal dari pelaku perjalanan dari negara Arab Saudi, Nigeria, Inggris, UEA, Jepang, Malaysia, Malawi, Republik Kongo, Spanyol, USA, Kenya, Korea dan Mesir.
Dan tidak menutup kemungkinan orang yang sudah menerima vaksin lengkap (dosis 1 dan dosis 2) juga bisa terinfeksi virus Omicron.
Karena berdasarkan data dari Kemenkes, prosentase WNI yang terkena virus Omicron sebanyak 96% dengan 70% kasus Omicron diantaranya sudah menerima vaksin lengkap serta 80% lainnya disertai gejala ringan bahkan tanpa gejala.
Data terkini per 29 Desember 2021, total kasus Omicron di Indonesia meningkat menjadi 68 kasus dengan penambahan sebanyak 21 kasus.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT