SINGAPURA - Faris Ramli termasuk pemain kenamaan di Singapura. Ia berusia 29 tahun dan berpengalaman banyak. Itulah sebabnya, saat Singapura mendapat hadiah penalti, Faris Ramli yang ditunjuk mengeksekusi,
Namun, jadi algojo dia gagal dalam mengeksekudi hadiah penalti itu, tendangannya ditepis Nadeo Argawinata. Lantas, dia pun sedih. Sudah begitu diledek oleh Asnawi, yang kemudian jadi banyak perbincangan,
Ternyata, Faris Ramli yang diledek Asnami karena gagal saat eksekusi tendangan penalti tersebut punya impian besar untuk Singapura yakni mempersembahkan gelar, sekaligus untuk menutup tahun 2021 ini secara manis.
Sebelumnya, Faris Rami sempat mengalami kendala sebelum dipanggi ke Timnas oleh pelatih Tatsuma Yoshida. Faris kemudian bangkit. Berbicara soal bangkit, tak banyak yang memiliki mentalitas bagus. Ia berposisi sebagai winger Lions.
Berbekal tekad yang sama yang membuatnya pulih dari kekecewaan karena tidak membuat starting 11 Lion City Sailors memenangkan gelar Liga Premier Singapura (SPL) pertamanya musim ini, Faris mengincar trofi perdananya bersama Singapura. Ini pula yang dia idamkan untuk menutup tahun 2021 ini dengan manis,
"Ini merupakan tahun yang beragam, dari kesulitan awal hingga memenangkan gelar SPL. Ini akan menjadi tahun impian jika saya bisa mengakhirinya dengan AFF Suzuki Cup," kata pemain berusia 29 tahun itu.
Faris bisa membuat perbedaan untuk Lions melawan Indonesia pada Sabtu (25 Desember), karena kedua belah pihak menuju ke leg kedua semifinal Piala Suzuki AFF setelah pertandingan Rabu lalu berakhir 1-1.
Di leg pertama semifinal, Singapura tertinggal 1-0 ketika Faris menemukan dirinya dalam posisi prima di menit ke-64 dengan hanya penjaga gawang yang harus ditaklukkan. Hanya beberapa meter dari gawang, tendangannya melebar.
Bertekad untuk menebusnya, Faris menebus dirinya hanya enam menit kemudian saat ia mengambil bola di setengahnya sendiri dan berlari ke arah gawang, melewati bek Indonesia sebelum memainkan umpan sempurna satu inci ke jalur Ikhsan Fandi, yang mencetak gol. penyeimbang.
Faris, yang mencetak satu gol dan dua assist di Kejuaraan Federasi Sepak Bola ASEAN, mengatakan kepada The Straits Times: "Itu (kegagalan) memotivasi saya untuk mendorong diri saya lebih jauh dalam permainan. Dan salah satu hal pertama yang muncul di pikiran saya adalah bagaimana Aku punya banyak ruang."
"Itu membuat saya dan tim menyadari bahwa kami bisa memanfaatkannya karena Indonesia mulai lelah dan ruang terbuka. Kegagalan itu membuat kami meningkatkan kecepatan dan menyerang."