HONGKONG, POSKOTA.CO.ID - Varian Omicron dari Covid-19 dapat menular atau menginfeksi 70 kali lebih cepat daripada Delta.
Akan tetapi, penelitian terbaru mengklaim bahwa varian Omicron menyebabkan infeksi yang tidak terlalu parah.
Hal itu disebut oleh peneliti bahwa pertumbuhan varian Omicron ini termasuk lambat di paru-paru.
Sebuah studi Universitas Hong Kong menemukan tingkat replikasi yang jauh lebih cepat di bronkus manusia, dua tabung dari tenggorokan ke paru-paru yang dimulai sekitar 24 jam pasca infeksi.
“Sebaliknya, varian Omicron bereplikasi kurang efisien (lebih dari 10 kali lebih rendah) di jaringan paru-paru manusia daripada virus SARS-CoV-2 asli, yang mungkin menunjukkan tingkat keparahan penyakit yang lebih rendah,” menurut penelitian tersebut, dikutip dari NY Post, Kamis (22/12/2021).
Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Michael Chan Chi-wai mengatakan temuan tersebut dapat menjelaskan mengapa Omicron dapat menularkan lebih cepat antar manusia daripada jenis sebelumnya.
Meski demikian, kemungkinannya lebih rendah menyebabkan penyakit parah atau kematian. Penelitian ini sedang ditinjau oleh rekan sejawat.
"Juga dicatat bahwa, dengan menginfeksi lebih banyak orang, virus yang sangat menular dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang lebih parah meskipun virus itu sendiri mungkin kurang patogen," kata Chan Chi-wai.
Namun, Chan tetap memberikan imbauan untuk tidak meremehkan varian Omicron sebagai risiko yang lebih rendah.
Hal tersebut karena data menunjukkan bahwa Omicron bisa menyebar lebih cepat tetapi tampaknya tidak merusak jaringan paru-paru dengan parah.
“Oleh karena itu, digabungkan dengan penelitian terbaru kami yang menunjukkan bahwa varian Omicron sebagian dapat lolos dari kekebalan dari vaksin dan infeksi masa lalu, ancaman keseluruhan dari varian Omicron kemungkinan akan sangat signifikan,” tutur Chan Chi-wai. (cr03)