Waspada, Omicron Lebih Cepat Menular dan Bisa Menginfeksi yang Sudah Divaksin

Selasa 21 Des 2021, 16:44 WIB
Ilustrasi varian Omicron (Sumber: Pixabay/Geralt-9301)

Ilustrasi varian Omicron (Sumber: Pixabay/Geralt-9301)

SWISS, POSKOTA.CO.ID – COVID-19 varian Omicron lebih cepat menular daripada varian Delta. Varian ini juga dapat menginfeksi penerima vaksin atau pasien sembuh COVID-19.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan ini dalam konferensi pers di Jenewa pada Senin (20/12).

"Ada bukti konsisten bahwa Omicron secara signifikan menyebar lebih cepat ketimbang varian Delta.”

Dia melanjutkan,"Kemungkinan orang-orang yang sudah divaksin atau sembuh dari COVID-19 dapat terinfeksi atau kembali terinfeksi.”

Dilansir dari Reuters, varian Omicron berhasil lolos dari beberapa respons imun menurut kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan.

Oleh karena itu program vaksinasi booster yang sedang berlangsung di banyak negara harus menyasar orang-orang dengan sistem imun yang lemah.

Dia menyebutkan Omicron tampaknya lebih lincah menghindari antibodi yang dihasilkan dari sejumlah vaksin COVID-19. Namun ada bentuk imun lain yang mungkin mencegah infeksi dan penyakit.

"Kami tidak percaya bahwa semua vaksin akan menjadi tidak efektif sama sekali," kata Soumya Swaminathan.

"Meski kami melihat antibodi netralisasi menurun, hampir semua data menunjukkan bahwa T-sel masih utuh, itulah yang kami benar-benar butuhkan,” ujar pakar WHO Abdi Mahamud.

T-sel menjadi pilar kedua dalam respons imun ketika pertahanan antibodi dirusak dari beberapa penjuru. Selain itu mampu mencegah penyakit parah.

"Tentunya ada sebuah tantangan, banyak monoklonal yang tidak ampuh melawan Omicron," tambah Soumya Swaminathan.

WHO menyebutkan 2022 akan menjadi tahun di mana pandemi akan berakhir melalui pengembangan generasi vaksin kedua dan ketiga di tengah dunia sedang menghadapi gelombang baru. Ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari pengobatan antimikroba dan inovasi lainnya.

"(Kami) berharap mampu menjadikan penyakit ini, penyakit yang relatif ringan yang mudah dicegah, mudah diobati ... dan berharap dapat mengatasinya dengan mudah di masa depan," kata pakar kedaruratan WHO Mike Ryan.

"Jika kita dapat meminimalisir penularan maka pandemi akan tamat."

Namun Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan bahwa Tiongkok yang menjadi lokasi pertama kali munculnya SARS-CoV-2 pada akhir 2019 harus bersedia menyerahkan data dan informasi terkait asal mula COVID-19 untuk membantu penanganan ke depannya.

"Kami perlu terus menggali informasi sampai kami mengetahui sumbernya, kami perlu mendorong lebih keras sebab kami harus belajar dari apa yang telah terjadi saat ini supaya dapat melakukan usaha yang lebih baik di masa depan," pungkas Tedros Adhanom Ghebreyesus. ***

Berita Terkait
News Update