SELASA pagi, 23 November 2021, kelompok orang yang menamakan diri Pelangi Nusantara Network (PNN) bersilaturahmi dengan Ibu Gusti Kanjeng Ratu Hemas, istri Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan Istri Sultan Hamengkubuwono X di Menteng, Jakarta.
Ibu Ratu Hemas nampak segar dan cantik di usia 69 tahun pagi itu. Beliau lahir pada 31 Oktober 1952 dan sejak masa kecil hingga masa remaja tinggal di Jakarta Selatan.
Pagi cerah di wilayah Menteng, Jakarta Pusat itu cuaca sangat ramah seramah Bu Ratu pada anggota Pelangi Nusantara, yang antara lain ditokohi oleh Mas Azisoko Harmoko (pimpinan media Poskota) dan Sucipto (fotografer handal dan pengusaha muda). Banyak hal yang diperbincangkan dalam silaturahmi itu.
Pembicaraan banyak diwarnai tawa. Hal yang cukup serius adalah masalah pasir dan bahan mineral yang merupakah hasil muntahan dari Gunung Merapi yang terletak di wilayah tapal batas Propinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selama beberapa tahun terakhir ini hampir secara rutin Gunung Merapi muntah atau erupsi dan mengelurkan berbagai macam mineral dari perutnya, termasuk pasir berkualitas tinggi ke wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Pasir dari perut Merapi ini tentu cukup menarik bagi para penambang tingkat internasional, nasional dan rakyat kecil di wilayah sekitar gunung yang rajin bererupsi itu.

Ilustrasi. (ucha)
Nampaknya Bu Ratu lebih banyak memihak rakyat kecil yang tinggal di lereng gunung itu. Rakyat kecil yang rumah, sawah, ladang , ternak dan nyawa sanak saudara mereka selama ini hampir selalu menjadi korban atas keganasan letusan atau erupsi gunung ini.
Rakyat atau penduduk kecil memanfaatkan pasir Gunung Merapi untuk dijual demi menyambung hidup sehari-hari. “Mereka harus dibantu dan dibela dalam persaingan dengan para penambang besar,” ujar Bu Ratu.
Para penambang bermodal kuat bisa menyedot pasir Merapi dengan alat-alat canggih berton-ton atau bertruk-truk dalam tiap lima menit. Sementara rakyat kecil hanya bisa membawa satu atau dua pikul per harinya. “Ini perlu penanganan yang adil oleh pemerintah pusat yang punya wewenang dalam soal masalah tambang seperti ini atau perlu pelimpahan wewenang pada pemerintah daerah untuk mengaturnya,” ujar Bu Ratu.
Saat ini wilayah di lereng Merapi telah muncul sejumlah jurang luas sedalam sekitar 50 meter akibat ulah penambang bermodal besar atau kekuatan politik kuat.
Kapan kami dari kelompok Pelangi boleh melihat wilayah penambangan pasir Merapi itu bersama Bu Ratu. “Ayok, kapan kita atur waktunya,” ujar Bu Ratu pada Pelangi Nusantara.