Geger! Pria Ini Disuntik Vaksin Covid-19 Sebanyak 10 Kali Hanya Dalam Waktu Satu Hari

Kamis 16 Des 2021, 13:53 WIB
ilustrasi vaksinasi. (Iqbal)

ilustrasi vaksinasi. (Iqbal)

SELANDIA BARU, POSKOTA.CO.ID – Pada umumnya, seseorang hanya diperbolehkan untuk mendapat dua atau paling banyak tiga dosis vaksin Covid-19.

Selain itu, dosis vaksin yang diberikan juga tidak sembarangan dan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan dengan benar oleh ahli.

Namun, bagaimana jika ada seseorang yang justru mendapat dosis atau suntikan vaksin Covid-19 hingga 10 kali dalam satu hari?

Hal ini ternyata benarr-benar terjadi di Selandia Baru, ada seorang pria yang divaksinasi Covid-19 hingga 10 kali dalam satu hari.

Pria yang tak disebutkan identitasnya itu telah disebut "sangat egois" dan memicu penyelidikan lebih mendalam terkait kasus tersebut.

Manajer kelompok operasi untuk program vaksin dan imunisasi Covid-19 di Selandia Baru, Astrid Koornneef mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan negara itu menyadari masalah ini dan menangani masalah ini dengan sangat serius.

"Kami sangat prihatin dengan situasi ini dan bekerja sama dengan lembaga yang sesuai," kata Astrid, dikutip dari laman New Zealand Herald.

Astrid Koornneef mengatakan orang yang mendapat dosis vaksin lebih dari yang direkomendasikan harus mencari saran klinis sesegera mungkin.

“Menganggap identitas orang lain dan menerima perawatan medis berbahaya. Hal ini membahayakan orang yang menerima vaksinasi dengan identitas yang diasumsikan dan orang yang catatan kesehatannya akan menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi padahal belum,” tuturnya.

Menurut Astrid, mendapat suntikan vaksin Covid-19 lebih dari yang seharusnya tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi orang lain yang ada disekitarnya.

“Memiliki status vaksinasi yang tidak akurat tidak hanya membuat Anda berisiko, tetapi juga membahayakan teman, [keluarga] dan komunitas Anda, dan tim perawatan kesehatan yang merawat Anda sekarang di masa depan,” imbuh Astrid.

“Praktisi medis beroperasi di lingkungan dengan kepercayaan tinggi dan mengandalkan orang-orang untuk bertindak dengan itikad baik untuk membagikan informasi secara akurat guna membantu perawatan mereka,” sambungnya.

Terlebih lagi, kata Koornneef, jika seseorang menerima vaksinasi dengan identitas yang diasumsikan, catatan kesehatan pribadi mereka tidak akan mencerminkan bahwa mereka telah divaksinasi.

Hal tersebut tentu saja dapat mempengaruhi bagaimana kesehatan mereka dikelola di masa depan. (cr03)

Berita Terkait

News Update