POSKOTA.CO.ID - Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC) dalam takjuk "Morbidity and Mortality Weekly Report", mayorita penderita Covid-19 varian Omicron mengalami beberapa gejala.
Covid-19 dengan varian Omicron menjadi babak baru untuk sebagain besar negara di Eropa, begitu pun negara tetangga; Singapura dan Malaysia.
Dari data yang dirilis CDC dalam laporan mingguannya itu, para penderita Covid-19 varian Omicron ini terbukti mengalami gejala batuk, mudah lelah, pilek hingga hidup tersumbat.
Meski terdengar sangat 'sepele', namun virus corona terus bermutasi dan mengancam sistem kekebalan tubuh secara umum.
Disebutkan, jika varian ini dinilai sangat cepat dalam hal efektivitas penularannya dibanding dengan varian Delta.
Bayangkan saja, dengan varian Delta, Indonesia dalam periode Mei hingga kini masih menjadi momok yang sangat menakutkan.
Beberapa bulan varian Delta memporakporandakan sistem kenegaraan secara luas; sektor ekonomi menjadi perhatian khusus dengan beberapa perusahaan harus mem-PHK-kan pegawainya dengan jumlah besar.
Seperti disinggung tadi, dari laporan mingguan yang dirilis oleh CDC per 1-8 Desember 2021, penderita Covid-19 varian Omicron paling banyak mengeluh karena baruk.
Gejala tersebut terdeteksi sekitar 89% pengidap Covid-19 varian Omicron yang telah didata CDC di kawasan Amerika Serikat.
Disebutkan juga, selain batuk, gejala lain yang umum dijumpai dan dirasakan oleh para penderita Covid-19 varian Omicron ini adalah mudah lelah.
CDC menyebut, terjadi efek samping yang cukup mencengangkan di mana telah dirasakan 65% penderita virus varian baru tersebut.