KATA orang pers, ketika ada anjing menggigit manusia itu mah bukan berita, tapi jika sebaliknya ada anjing digigit orang, baru itu berita? Ini juga, mungkin berlaku ketika ada artis kena narkoba, itu bukan berita. Itu mah biasa kan? Tapi, jika sebaliknya ada artis ganyang narkoba. Itu baru berita?
Maka ketika dalam sepekan petugas membekuk tiga tersangka artis yang terlibat narkoba, masyarakat pun acuh bay beh. Nggak heboh heboh amat.
"Artis Anu ditangkap petugas, konsumsi narkoba!” kata sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.
“Biarin aja, emang gue pikirin. Nanti mereka juga minta maaf, besok direhabilitasi. Terus ngulangi lagi. Lupa tuh sama perbuatannya semula!” sambar istri Bang Jalil.
Bang Jalil merenung. Kok nggak ada habis-habisnya ya itu artis terlibat narkoba. Katanya, kapok? Kok ngulangi lagi? Pikir Bang Jalil. Memang kalau masyarakat luas rada masa bodoh, karena ada musababnya. Beberapa tahun silam, ketika awal-awal artis mulai dicokok petugas, sudah dibilang jika masih banyak artis yang tenggelam dalam dunia obat terlarang tersebut. Jadi ketika hampir tiap saat ada artis yang ditangkap, ya biasa saja. Yang lain, yang masih terlena dengan narkoba, tinggal tunggu waktu saja.
“Artis, muda tua yang kelihatannya baik, nggak ada masalah. Eh, jebulnya terlibat?” kata Bang Jalil.
“Sebenarnya yang harus dibasmi itu bandarnya, ya Pak?” kata sang istri.
“Begitu, seharusnya. Tapi, kan bandar itu di mana saja bisa melakukan kejahatannya. Mereka bisa mengatur dalam penjara, coba bayangkan? Apa itu nggak gila? “ kata sahabat.
“Saya nggak bela itu para artis ya, atau masyarakat luas yang kena narkoba, tapi kayaknya mereka itu semua hanya korban?” kata sang istri, sambil melangkah ke luar.
“Ibu mau kemana?” Tanya Bang Jalil.
“Tumben, Bapak nanya Ibu. Biasanya ibu mau kemana aja nggak dipikirin. Apalagi kalau mau belanja ke warung. Ingat Pak, minyak goreng sekarang bukannya naik, tapi ganti harga!” kata sang istri.
“Bapak tau. Tapi, kita kan lagi ngomongin narkoba, kok Ibu bicara minyak goreng?” Tanya Bang Jalil.
“Karena nggak bisa masak gorengan, Ibu mau nyabu!” jawab sang istri.
“Apa..?” Tanya sahabat, terkejut.
“Ibu jangan macem-macem. Uang buat beli minyak goreng aja nggak ada, kok nyabu?” kata Bang Jalil.
“Nyabu yang murah, cuma sepuluh ribu, Pak. Nyabu, nyarap bubur!” kata sang istri sambil ngibrit.
Bang Jalil hanya tersenyum kecut. - Massoes