KABAR itu tidak mengenakan. Kabar dari Jawa Barat bikin murka masyarakat dan pejabat setempat, gubernur dan sang istri kayaknya geram banget bahwa di wilayahnya ada kasus yang sangat memalukan. Masyarakat luas sudah pahamlah, kasus apa itu? Ya, benar ada seorang ustaz di lingkungan pesantren menggauli belasan santriwatinya. Dari 12 yang diperkosa, sebagian hamil dan sudah melahirkan.
Bayangkan, siapa pun bakalan marah, jengkel, ya kata orang Sunda mah pundung? Begitulah,akibat dari perbuatan satu oknum, yang boleh dianggap terhormat karena dia adalah ustaz yang seharunya hatam banget soal etika, haram dan halal. Kayaknya nggak perlu lagi, apalagi orang awam menasehati dia soal perbuatannya. Jangan berbuat itu haram. Kan nggak mungkin, wong dia yang seharusnya mengajari muridnya?
Tapi begitulah, ketika orang tak mampu lagi menjaga diri luar dalam, dan mata hatinya, maka iblis lah yang berkuasa. Kalau sudah dikuasai iblis, maka ia dengan enaknya melakukan apa saja nggak peduli itu dosa, atau haram! Karena yang ada dibenaknya, cuma nafsu dan nafsu.
Misalnya nih, kalau saja sang oknum ustaz ini menggunakan akal pikirannya sejak awal, katakan ketika kejadian pertama, ingat loh yang diperkosa dia 12 cewek yang diantaranya masih di bawah umur, seharusnya kan dia sadar. Oh ya, aku salah, khilaf, aku harus insyaf, aku nggak boleh mengulangi lagi.
Tapi ini kok malah keenakan? Cewek-cewek santri yang masih lugu dibohongi dengan janji ini dan itu, lalu dengan seenaknya menggauli korban-korban yang masih bau kencur tersebut.
Aduh Akang ustaz, kok sebegitu tega menghancurkan anak muridnya? Apa nggak berpikir mereka bakalan hancur masa depannya?
Kalau begitu kayaknya para pengambil kebijakan, terutama di bidang pendidikan harus cepat ambil tindakan. Nggak usah mikirin itu pelaku mau dihukum apa, kebiri atau mati sekalipun.
Itu urusan pengadilan. Persoalan sekarang ini adalah bahwa perbuatan satu orang ini akan menghancurkan pendidikan. Nggak bisa dibayangkan, bagaimana kecewanya orang tua yang menitipkan pendidikan anaknya namun masa depannya dihancurkan!
Siapa yang nggak pundung? Ah, aya-aya wae Akang Ustaz! -massoes