Dunia maya dan nyata

Senin 13 Des 2021, 09:30 WIB
Dunia maya dan nyata. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id/Ucha)

Dunia maya dan nyata. (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id/Ucha)

“KAKEK ..kek, lagi ngelamun ya?” tanya sang cucu kepada kakeknya, Minggu sore kemarin.

Kakek yang sedang merenung sedikit tergagap. “Oh enggak kok. Kakek cuma membayangkan apakah kalau kamu besar nanti akan banyak kesepian”

Cucu: ‘Memangnya kenapa kakek bicara begitu?

Kakek: “ Ini ibu Sri Mulyani, bu menteri keuangan mengkhawatirkan pada tahun 2045, akan banyak orang kesepian karena digital teknologi melaju dengan pesat.”

Cucu: “ Wah.. tahun 2045 mendatang itu, cucu sudah dewasa, sudah bekerja dan sudah berkeluarga juga kek. Jadi nggak akan kesepian”

Kakek pun menjelaskan. Bukan itu cucuku. Menurut berita yang kakek baca karena perkembangan teknologi digital, semuanya serba instan. Semua pelayanan bisa saja dilakukan dengan teknologi, bukan lagi secara manual oleh manusia.

Sebagaimana makna teknologi digital adalah suatu alat yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia secara manual, tetapi lebih pada sistem pengoperasian otomatis dengan sistem komputerisasi atau format yang dapat dibaca oleh komputer.

Sekarang pun sebenarnya kita sudah merasakan dan menggunakannya. Misalnya transfer uang tak lagi harus datang ke bank, tapi cukup ke ATM ( anjungan tunai mandiri), kini  tak perlu datang ke ATM, cukup duduk santai di mana saja. Bisa di teras, di kebun, sambil tiduran bisa via handphone. Ke depan, tentu lebih canggih lagi.

Sekarang saja pada beberapa bank di negara Eropa tidak lagi memberi pelayanan secara personal. Nasabah bisa menggunakan teknologi yang tersedia. Ini tidak seperti sebelumnya bank menyediakan teller ataupun customer service.

Boleh jadi, nantinya kalau mau dilayani secara personal (oleh manusia) dikenakan biaya mahal. Bisa jadi per jam sekian dolar.

Cucu menyela “Wah.. tenaga manusia makin langka dong, tapi kian mahal harganya”

Berita Terkait
News Update