“TAHUN baru kita kemana kek”” tanya sang cucu kepada kakeknya.
Kakek tersenyum. Loh memangnya kalau tahun baru harus bikin acara. Tahun baru, apa yang Harus Diperbuat. Tahun baru dan tidak tahun baru kan sama saja .
Cucu:” Soalnya ada teman yang sudah merancang acara pergi bersama keluarganya kek”
Kakek: “Oh itu. Kita juga bisa bikin acara spesial kalau mau. “
Cucu bersemangat. Wah.. asyik. Bikin acara apa kek.
Kakek mengusulkan. Nanti pas malam tahun baru. Kalau tidak ada perubahan, hari Jumat (31/12/2021) malam, sehabis Isya, kita gelar tikar. Kan ada tuh tikar dari kain tebal kayak kasur, kita gelar biar nyaman. Terus kita duduk bersama.
Sang cucu yang masih penasaran bertanya. “Mau makan malam bersama, makan spesial ya kek. Mbakar – mbakar ikan ya kek?”.
Kakek menjelaskan. Bukan makan spesial bersama. Bukan pula membakar ikan segala. Kalau disebut membakar adalah menggelorakan rasa syukur. Kita wajib bersyukur masih diberi kesehatan, masih bisa berkarya, masih bisa merasakan segala nikmat yang diberikan Allah swt.
Nah, rasa syukur itu bukan sebatas mengucapkan terima kasih. Mensyukuri nikmat harus ada tindak lanjut dengan melakukan perbuatan yang lebih bermanfaat lagi sehingga nikmat kita akan ditambah lagi. Begitu seterusnya, begitu juga ajaran para leluhur.
Agama apapun juga mengajarkan pemeluknya untuk selalu merasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan, apapun nikmat yang kita dapat.
Kita duduk bersama di tikar untuk sejenak merenung diri. Merefleksi diri terhadap segala sesuatu yang telah kita perbuat sepanjang tahun 2021 ini. Apakah sudah menebar banyak kebaikan atau keburukan. Apa saja yang telah kita perbuat untuk memberi manfaat kepada orang lain atau malah sebaliknya banyak merugikan orang lain akibat perbuatan yang kita lakukan.
Jadi tahun baru menurut kakek, bukan dilihat dari kemewahan acaranya, apalagi sampai hura –hura dalam penyambutan datangnya tahun baru. Membuat acara spesial bersama keluarga tak ada larangan sepanjang ada kemampuan, dengan catatan tentu tidak merugikan orang lain.
Lagi pula, di era pandemi ini, kita diminta untuk tetap tinggal di rumah sebagai upaya menekan penyebaran virus corona dan varian barunya.
Akan lebih baik membuat acara yang sangat berguna dan bermanfaat bagi orang lain, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang ini. Ketimbang bikin acara mewah, bukankah lebih baik digunakan untuk membantu orang lain yang sedang membutuhkan.
Korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur sangat membutuhkan uluran tangan, begitu juga cukup banyak korban banjir, tanah longsor dan rob yang ada di sekeliling kita. Belum lagi, warga masyarakat yang sedang terhimpit kebutuhan sehari – hari akibat terdampak pandemi.
Jika tidak memiliki kemampuan untuk membantu korban bencana, setidaknya ikut mendoakan mereka agar diberi keselamatan, kesehatan dan kesabaran dalam menghadapi cobaan.
Pesan yang hendak disampaikan adalah gunakan momen tahun baru untuk merefleksi diri sendiri. Apa yang sudah dilakukan dan belum dilakukan.
Yang kurang diperbaiki, yang keliru jangan diulangi, yang sudah baik ditingkatkan lagi. Dan, rencana baik yang belum kesampaian dievaluasi, agar terdapat dorongan untuk menindak lanjuti.
Dengan refleksi diri diharapkan tahun depan akan lebih baik lagi, bergairah lagi menapaki perjalanan sepanjang tahun 2022 dengan hasil lebih baik lagi. Semoga. (jokles)