Oleh: Budi Setiawan, Wartawan PosKota
JELANG Natal dan Tahun Baru (Nataru), berbagai bencana kembali bermunculan di sejumlah daerah. Mulai banjir, longsor, gempa hingga gunung meletus. Bahkan di DKI Jakarta dan wilayah sekitarnya tak luput dari bencana, terutama wilayah di pesisir pantai diterjang banjir rob.
Situasi ini harus mendapat perhatian serius, mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih terjadi beberapa bulan ke depan.
Saat ini, Presiden Joko Widodo dengan tegas menyatakan ketersediaan bahan pangan cukup buat menutupi kebutuhan dalam negeri. Hingga akhir tahun, Indonesia tak perlu mengimpor beras.
Meski demikian, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI), Abdullah Mansuri, tetap mengaku khawatir terhadap banyaknya bencana yang terjadi di Tanah Air.
Dengan banyaknya bencana seperti banjir, gempa dan gunung meletus, bukan tidak mungkin permintaan terhadap bahan pokok di daerah bencana bakal meningkat. Permintaan semakin meningkat lagi, karena adanya Natal dan Tahun Baru. Karenanya, pemerintah diminta menghitung kembali produksi bahan pangan.
Sebab dengan banyak daerah yang dilanda bencana akan berpengaruh terhadap produksi pangan. Bukan tak mungkin produksi pangan terganggu dengan banyak sawah yang terkena banjir, longsor dan sebagainya.
Kekhawatiran para pedagang pasar tersebut bisa dimaklumi. Dalam kondisi darurat karena banyaknya terjadi bencana memang bukan berdampak luas.
Tak hanya produksi, rantai distribusi bahan pangan juga terganggu. Truk pengangkut tak mulus mendistribusikan bahan pangan dari daerah satu ke daerah lain, karena terhalang bencana.
Kondisi ini bukan tak mungkin dimanfaatkan para spekulan untuk memainkan harga kebutuhan pokok. Sehingga berpotensi harga bahan pangan yang semula stabil bisa melonjak. Bahkan lonjakan harga kian tak terkendali.
Karenanya, kita setuju masukan IKKAPI agar pemerintah menghitung kembali persediaan bahan pokok agar kebutuhan masyarakat tetap terjamin.