Geram! PVMBG Dituding Telat Peringatkan Erupsi Gunung Semeru, Warganet: Siapa yang Mau Disalahkan?

Senin 06 Des 2021, 17:58 WIB
Polisi gelar operasi kemanusiaan Aman Nusa II untuk menanggulangi erupsi Gunung Semeru. (foto: ist)

Polisi gelar operasi kemanusiaan Aman Nusa II untuk menanggulangi erupsi Gunung Semeru. (foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Warganet menuding lambatnya langkah antisipasi Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana Geofisika (PVMBG) mengenai terjadinya erupsi Gunung Semeru, Sabtu (4/12/2021) lalu.

PVMBG dinilai tidak memfasilitasi informasi pencegahan dini terkait erupsi Gunung Semeru. Akibatnya erupsi tersebut menelan korban jiwa dan puluhan orang terpaksa dirawat secara intensif di rumah sakit.

Warganet beranggapan PVMBG tidak mengumumkan status Gunung Semeru naik status menjadi siaga level 1 atau kawah gunung siap erupsi.

“Ga kebayang jadi warga tanpa peringatan , lari berhamburan dan terjebak. Kalo banyak korban gini siapa yang mau disalahkan,” tulis komentar @pyd2911 di akun @pvmbg_, Sabtu (4/12/2021).

Senada dengan @Pyd2911_ yang mempertanyakan peringatan dini sebelum terjadinya erupsi, akun @rizky_arisp juga menyayangkan PVMBG yang tidak memberikan peringatan dini terhadapa warga lereng Gunung Semeru.

“Kenapa nggak dikasih peringatan sebelumnya, pengakuan warga abu vulkanik datang begitu saja dengan cepat yang artinya Gunung Semeru itu sedang dalam status siaga, dan beberapa warga mengaku sebelum kejadian aktivitas Semeru menjngkat tiap harinya,” tulis @rizky_arisp.

“Duh.. Badan Pemerintah yang tugasnya sudah dikhususkan untuk Bencana Gunung Merapi aja gak bisa kasih peringatan sebelum bencana dan alat deteksinya RUSAK. Haloooo ini bener ga sih ? KERJA YANG BENER DONG!!!!!!!! Ya Allah berilah keselamatan untuk Saudara-saudara kita di Jawa Timur,” komentar @hellshaanisha.

Sementara menanggapi serbuan warganet, akun Instagram @pvmbg_ memberi penjelasan di kolom komentar mengenai status Gunung Semeru.

Pihak PVMBG mengaku sudah mensosialisasikan status Gunung Semeru dan perkiraan sesuai data melalui sosial media. Salah satunya melalui WAG untuk menginformasikan status dan perkiraan gunung api Semeru.

“Semeru berada di level II (Waspada) sejak Mei 2012, karena hampir setiap hari ada letusan/erupsi dengan jumlah rata-rata 25 kejadian. Aktivitas Gunung Semeru selalu diinfokan melalui WAG yang terdiri dari unsur masyarakat, Pemda, BPBD, relawan, dan instansi terkait lainnya, termasuk kejadian guguran lava pada 1 Desember. Pada 2 Desember, PGA Semeru sudah mengeluarkan peringatan agar masyarakat tidak beraktivitas di sekitar Besuk Kobokan, Bessuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk sarat, untuk antisipasi kejadian guguran/awan panas guguran.  Peringatan Dini untuk bahaya erupsi gunung api sdh dilakukan bukan hanya di Semeru, tetapi juga di 69 gunung api aktif yang dipantau oleh PVMBG melalui pemasangan peralatan pemantauan, serta pengamatan visual selama 24 jam. Masyarakat bisa mengakses aktivitas gunung api terkini melalui MAGMA Indonesia,” jawab @pvmbg_ menanggapi serbuan warganet.

Sementara itu, berdasarkan data pemerintah Kabupaten Lumajang, sekitar 300 warga Dusun Curah Kobokan sudah mengungsi di Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.

Dusun Curah Kobokan termasuk wilayah paling parah terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.

Mengantisipasi terjadinya dampak erupsi Gunung Semeru, warga di Curah Kobokan telah mengungsi di Balai Desa Penanggal untuk menghindari dampak erupsi Gunung Semeru.

Hingga kini berdasarkan dari keterangan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) korban jiwa yang ditemukan 14 orang pada Minggu (5/12/2021). Sedangkan hari ini tim pencarian berhasil mengevakuasi ada 17 orang ditemukan.

Sementara untuk korban luka berjumlah 56 orang. Terdiri dari 35 orang luka berat, dan 21 orang luka ringan. (Wi Nento)

Berita Terkait

News Update