Suatu hari sang kakek mengajak cucunya berkunjung ke rumah teman lamanya.
Setelah mengucap salam, mengetuk pintu tanpa ada jawaban. Cukup lama keduanya menunggu, yang dikunjungi belum keluar, padahal terlihat ada di dalam rumah.
Melihat pintu pagar terbuka lebar, sang cucu ngajak kakeknya masuk saja ke teras, lagian sudah akrab dan sering datang ke sini. Setelah masuk teras baru ketok pintu.
“Kita masuk saja kek”
Kakek: “Tak boleh cucuku, kita harus menunggu sampai yang punya rumah mempersilakan kita berdua masuk. Ini etika dan tata krama bertamu"
Tata krama terlihat sepele, tetapi sejatinya sangat penting dalam kehidupan sehari – hari.
Setiap aktivitas memiliki tata krama. Bertamu ada tata kramanya.
Begitu juga ketika berbicara, makan, mengundang orang, menghadiri undangan, hingga menggunakan fasilitas umum.
Mengabaikan tata krama bisa menimbulkan ketersinggungan, kemarahan, bahkan mendatangkan konflik berkepanjangan.
Tak sedikit karena bertindak semaunya, mengabaikan tata krama, seseorang kehilangan pekerjaannya. Dipecat dari kantornya.
Tata krama tidak saja menyangkut hubungan antar orang perorang, tetapi antar- kelompok, antar- institusi, antar-lembaga negara.
Tidak saja terkait hubungan sosial kemasyarakatan, juga sosial politik dan kenegaraan.
Hubungan antara eksekutif dengan legislatif dan yudikatif, baik secara perorangan maupun kelembagaan.
Misalnya dalam rapat – rapat kerja antara kementerian dengan DPR/MPR, termasuk antara kementerian keuangan dengan MPR, selain sudah diatur dalam peraturan perundang – undangan, dalam tata tertib, juga tidak bisa lepas etika dan tata krama.
Tidak bisa dipungkiri, adat budaya bangsa kita menjunjung tinggi sifat ramah tamah dan sopan santun, mulai dari ucapan hingga tingkah laku perbuatan.
Bahkan, dalam menyampaikan kritik pun diajarkan untuk tetap mengedepankan adab sopan santun.
Memotong pembicaraan misalnya, oleh nenek moyang kita kita dulu, tidak dibolehkan, apalagi memotong pembicaraan orang yang lebih tua dari kita.
“Bisa kualat yang kek?” kata sang cucu.
Kakek meluruskan. Bukan kualat, tetapi memotong pembicaraan itu tidak baik.
Sebab, fokus pembicaraan bisa berubah, topik bisa bergeser, sehingga bisa saja ada orang yang kecewa karena informasi yang didapat menjadi tidak utuh, tidak tuntas karena bergesernya topik setelah ada yang menyela.
Yah, banyak manfaat yang didapat jika senantiasa menerapkan tata krama – adab sopan santun, siapa pun dia, apapun status dan jabatannya, di mana pun berada.
Dengan tata krama dapat menciptakan kehidupan yang damai, aman dan tenteram. Memperkuat jalinan kerukunan yang sudah terbina selama ini, memperkecil munculnya konflik di lingkungan masyarakat.
Lihat juga video “Rumah Petani Ambruk Akibat Hujan dan Angin Kencang”. (youtube/poskota tv)
Dengan tata krama akan membuat seseorang dihargai dan disegani. Jika kita bersikap sopan santun kepada orang lain, tentunya orang lain akan segan untuk bertindak tidak sopan.
Dengan menerapkan adab sopan santun kepada orang lain, berarti orang lain merasa dihargai, dihormati.
Sebaliknya jika kita merasa tidak perlu bertata krama kepada orang lain, sama artinya tidak menghargai orang lain tersebut.
Yang didapat kemudian,boleh jadi ketersinggungan, urusan bisnis bisa gagal, perjodohan bisa batal, kemitraan bisa berubah menjadi perseteruan.
Intinya tata krama perlu dipatuhi kita semua. Yang bicara dan yang mendengarkan, yang mengajak dan yang diajak, yang mengundang dan yang diundang harus saling menghargai. (jokles)