DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Pihak sekolah dari pelajar SMK Taruna Bhakti masih berstatus PKL yang jadi korban kecelakaan kebakaran di gedung Cyber PT Abinawa, Jakarta Selatan, Kamis (2/11/2021) siang, akan bertanggung jawab.
Korban Seto Fachrudin, 17, dengan Muhammad Redzuan Khadafi, 18, diketahui meninggal dunia di saat sedang menjalankan tugas sebagai teknisi jaringan listrik lantaran sudah terkepung asap.
Menanggapi kejadian ini, Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industri, Tanzela mengatakan, jika pihak sekolah akan bertanggung jawab atas musibah yang menimpa kedua siswa tersebut.
"Jika untuk bertanggung Jawab pihak sekolah siap dan sudah pasti akan bertanggung jawab penuh kepada siswa kami tersebut," ujarnya kepada wartawan usai di konfirmasi, Jumat (3/12/2021) siang.
Tanzela menyebutkan, bentuk pertanggungjawabannya seperti apa, belum bisa menjelaskan.
"Sebagai pihak sekolah kita semua merasa sangat kehilangan terhadap wafatnya dua siswa kita yang sedang menjalankan PKL tersebut," pungkasnya.
Tidak ada pihak sekolah yang tak ingin bertanggung jawab, namun Tanzela mengungkapkan dari pihak perusahaan juga mengaku juga akan bertanggung jawab.
"Jika mau lebih detailnya akan kami coba koordinasikan lagi. Pastinya sekolah akan bertanggung jawab, perusahaan juga akan bertanggung jawab. Belum bisa (dijelaskan) pointnya apa,” tegasnya.
Selain itu kedua siswanya yaitu Seto dan Zuan diketahui masih menjalani masa PKL selama enam bulan. Namun keduanya tidak masuk di waktu bersamaan. “Kurang lebih enam bulan,” tuturnya.
Sedangkan untuk Seto sendiri memasuki hampir enam bulan dan akan segera menuntaskan masa PKL. Sedangkan Zuan menyusul setelah Seto. “Seto lebih awal (masuk PKL). Kalau Zuan baru menyusul,” pungkasnya.
Katanya, pihak sekolah mengetahui dan memberikan ijin kepada kedua siswa untuk menjalani PKL selama sekitar enam bulan.