ADVERTISEMENT

Kecelakaan Bus Transjakarta Kembali Jadi Sorotan, Manajemen Transjakarta Dipertanyakan: Sudah 2 Kali Berturut-Turut Kejadian?

Kamis, 2 Desember 2021 23:06 WIB

Share
Penampakan Bus Transjakarta yang menabrak Pos Lalu Lintas (Lantas) PGC Cililitan, pada Kamis (2/12/2021) siang. (foto: cr02)
Penampakan Bus Transjakarta yang menabrak Pos Lalu Lintas (Lantas) PGC Cililitan, pada Kamis (2/12/2021) siang. (foto: cr02)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Transportasi Universitas Indonesia, Tri Tjahjono menilai, dengan adanya tragedi kecelakaan bus Transjakarta yang menabrak Pos Polisi di PGC Jakarta Timur, harusnya jadi bahan koreksi agar lebih memperhatikan lagi sistem manajemen keselamatan (SMK).

"Kalau saran saya sih Transjakarta harus review sistem pengoperasiannya, buat sistem manajemen keselamatannya," ujar Tri saat dihubungi, Kamis (2/12/2021).

Untuk keselamatan perjalanan, para supir Transjakarta juga harus dicek kesehatannya secara berkala. Selain supir, armada juga musti dikontrol sesering mungkin agar kondisi mesin selalu prima.

"Juga kondisi yang lain, jadi banyak sekali kondisi yang non-teknis lah, itu artinya secara periodik harus diperiksa," tambahnya.

Tri berkata, bila menilik dari sejak awal transportasi publik kebanggan Jakarta ini mengaspal di Ibukota, bus Transjakarta bisa dibilang jarang terjadi kecelakaan.

Namun, dalam beberapa waktu kebelakang, memang mulai sering terjadi kecelakaan. Itu artinya, petinggi PT. Transjakarta harus mulai me-review sistem manajemen keselamatannya.

Sebelumnya, Transjakarta juga pernah mengalami kecelakaan yang melibatkan dua bus di halte Cawang pada Senin (25/10/2021) lalu. Dalam kecelakaan tersebut 3 orang dinyatakan tewas.

"Karena sebenernya dari sejarahnya sekian lama jarang terjadi kecelakaan kebetulan dua berturut-turut kan. Tapi menurut saya itu harusnya udah alam, transjakarta harus lebih memperhatikan urusan sistem manajemen keselamatan busnya," ucapnya.

Ke depan, perekrutan supir Transjakarta juga harus lebih selektif. Bahkan, sebelum diterjunkan ke lapangan, calon supir harus diberi pelatihan terlebih dahulu.

Misalnya, calon supir harus terlebih dulu menjadi asisten para seniornya sebelum benar-benar mengawaki sendiri bus Transjakarta di lapangan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT