ADVERTISEMENT

Keras! Calon Ketua DPD Partai Demokrat DKI Saling Klaim Dukungan Jelang Musda V

Senin, 29 November 2021 13:39 WIB

Share
Nur Afni Sajim, ikut mendaftar sebagai calon Ketua DPD Partai Demokrat DKI di kantor DPP Partai Demokrat. (foto: deny)
Nur Afni Sajim, ikut mendaftar sebagai calon Ketua DPD Partai Demokrat DKI di kantor DPP Partai Demokrat. (foto: deny)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Musyawarah Daerah (Musda) V Partai Demokrat DKI Jakarta yang rencananya digelar pada Rabu (1/12/2021) mendatang, mulai memanas dengan adanya aksi saling klaim dukungan dari para Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

Tiga calon kandidat saling mengklaim bahwa telah mendapatkan dukungan dari para DPC untuk maju sebagai Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta.

Ketiga kandidat itu adalah Mujiyono dan Nur Afni Sajim yang sama-sama menjadi anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Demokrat, Santoso anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat, sekaligus petahana Ketua DPD Partai Demokrat DKI.

Panitia Acara Musda V Partai Demokrat DKI jakarta Amirullah menegaskan, pihaknya bakal mencoret atau mendiskualifikasi suara dukungan tersebut jika ada kader yang memberikan dukungan ganda.

Tidak hanya suara dukungan yang nantinya didiskualifikasi, calon yang didukungnya pun berpotensi bisa terkena hal serupa.

“Kami akan mendiskualifikasi suara dukungan kalau memang terbukti memberi dukungan ganda. Hanya saja untuk calon (kandidat) apakah bisa didiskualifikasi itu masih dalam pembahasan,” ujar Amirullah.

Amirullah menjelaskan calon kandidat harus membawa surat dukungan minimal dari dua DPC. Adapun di Jakarta, terdapat enam DPC yaitu Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan Kepulauan Seribu.

“Dalam Musda untuk calon ketua, aturannya maksimal tiga orang. Nah kalau ada tiga calon yang maju, berarti masing-masing membawa dukungan dua DPC karena jumlah DPC Partai Demokrat di Jakarta ini hanya ada enam DPC. Kalau lebih, ini nanti akan kami pertanyakan,” katanya.

Dia menyatakan, bakal mendalami dugaan adanya dukungan ganda untuk masing-masing calon. Jika benar ada dukungan ganda yang diberikan DPC, kemungkinan besar ada dugaan politik duit atau money politic dalam proses pemilihan.

“Soal adanya money politik ini yang harus kami waspadai, karena ini berkaitan dengan etika dan moral kader yang harus dijaga,” jelasnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT