Cuaca Ekstrem, Hati Gampang Panas

Sabtu 27 Nov 2021, 07:30 WIB
Karikatur Sental-Sentil: Cuaca Ekstrem, Hati Gampang Panas. (karikaturis: poskota/arief's)

Karikatur Sental-Sentil: Cuaca Ekstrem, Hati Gampang Panas. (karikaturis: poskota/arief's)

ORANG yang sedang marah, dan tak mampu mengendalikannya dengan baik, bisa jadi akan mencelakai orang lain yang merasa menyebabkan kemarahan. Maka dengan sekejap saja bisa menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan. Marah yang diluapkan dengan omongan atau dengan tindakan fisik bisa membahayakan korban kemarahan.

Contoh dalam sepekan ini saja misalnya, bisa dilihat peristiwa demi peristiwa banyak orang marah sampai bikin heboh di masyarakat luas.

“Jadi saya sih berharap, Bapak sama Ibu nggak jadi orang yang pemarah, ya?” ujar sahabat Bang Jalil dari jarak jauh.

Bang Jalil pun paham apa yang disampaikan sang sahabat. Masalah demi masalah setiap hari terus muncul, dan bikin orang marah. Ribut-ribut antara orang-orang gede, sampai harus mengundang banyak pihak untuk menengahi.

“Tapi siapa saja, kalau sudah tersinggung, apalagi sampai disakiti fisiknya, misalnya. Ya, pasti marah,Pak,” kata Bang Jalil.

“Kenapa orang gampang emosi, apa karena cuaca ekstrem, ya Pak. Saya denger itu ada ormas yang diduga mengeroyok petugas polisi, sampai komandanannya marah besar,ya?” kata sang istri.

“Ibu nggak usah ikutan komentar, ah,” kata Bang Jalil.

“Wah, ini sudah nggak bener nih, jangan karena ibu adalah wanita, lalu dilarang  ikutan kasih komentar? Ini bisa bikin marah emak-emak nih,” jawab sang istri sengit.

“Tuh, kan ibu sudah mulai tersulut emosinya? Kita ini kan hanya bicara di antara kita, agar kita bisa mengambil hikmah atas peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini. Kita harus bisa bersabar, jangan cepat marah. Kan kita paham, orang yang suka marah itu bisa cepat tua,” kata sahabat panjang lebar.

“Jadi kita semua, harus pandai menahan emosi. Nggak boleh begitu saja marah. Kepada atau oleh siapa sajalah. Kita nggak usah mentang-mentang, orang kuat. Misalnya orang tua marah pada anak-anaknya, lalu saking emosinya terjadilah KDRT. Harusnya sadar, siapa pun mereka, ya sama-sama mahluk Tuhan. Jadi kenapa orang lain harus jadi sasaran kemarahan?” kata sahabat lagi.

“Apa lagi marah sama suami. Dosa itu!” kata Bang Jalil sembari melirik sang istri.

Berita Terkait
News Update