JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Fraksi DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono meminta anggaran sumur resapan pada APBD 2022 dinolkan atau dihapuskan.
Alasannya, sumur resapan sebagaimana yang telah dibuat nyatanya tidak efektif mengatasi banjir di Ibu Kota Jakarta .
Sebelumnya, anggaran sumur resapan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2022 telah dikurangi dari Rp316 Miliar menjadi Rp120 Miliar.
"Berdasarkan evaluasi yang kami dapatkan di lapangan, manfaat sumur resapan tidak terlalu maksimal untuk mengatasi persoalan banjir," ucap Gembong dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta, Rabu (24/11/2021).
Sebagai penggantinya, politisi senior partai berlambang Banteng moncong putih ini digunakan untuk penanganan banjir seperti halnya normalisasi kali atau sungai.
"Dari alokasi anggaran Rp 120 miliar mohon kepada pimpinan untuk dinolkan, digeser untuk penanganan banjir dari sektor lain, bukan untuk sumur resapan," ujarnya.
Ia juga bahkan mengkritik, sumur resapan justru lebih banyak di bangun di atas trotoar yang notabenenya sebagai tempat berjalan pejalan kali. "Penempatannya pun tidak masuk akal , karena tidak elok air naik ke trotoar," pungkasnya.
Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Justin Andrian mengatakan, pembuatan sumur resapan dengan biaya cukup besar itu tidak bermanfaat.
Sebab, banjir di Jakarta karena ketidakmampuan sungai dan saluran air dalam menampung debit air yang tinggi. Adapun sumur resapan, menurut pakar hanya efektif untuk mengatasi genangan, bukan banjir.
"Karena itu, PSI minta Psmprov DKI memgevaluasi pelaksanaan sumur resapan untuk mengetahui seberapa efektif program ini dalam mengatasi banjir di Jakarta,” ujarnya dalam pandangan umum fraksi pada rapat paripurna, kemarin. (deny/cr01)