Wow! Presiden Jokowi Targetkan 3 Tahun Lagi Indonesia akan Produksi Mobil Listrik, Strateginya Mulai Diterapkan

Kamis 25 Nov 2021, 21:38 WIB
residen Joko Widodo. (dok biro pers)

residen Joko Widodo. (dok biro pers)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) targetkan 3 sampai 4 tahun lagi Indonesia akan produksi mobil listrik.

Jokowi mengungkapkan, kini pemerintah mulai menghentikan ekspor material mentah, seperti bijih nikel agar dapat diolah menjadi barang jadi atau setengah jadi di Indonesia.

Tak hanya itu, Presiden ke-7 Indonesia itu juga memastikan jika pemerintah akan melarang bauksit, tembaga, dan timah.

Jadi harapan Jokowi, Indonesia nantinya akan lebih dulu memproduksi baterai lithium hingga akhirnya dapat membuat mobil listrik di dalam negeri.

"Di sini ada tembaga, nikel, besi baja, mengintegrasikan baterai lithium dijadikan lagi mobil listrik, nilai tambah bisa berlipat-lipat. Itu yang belum dilakukan dan itu akan kejadian insyaallah di 3-4 tahun lagi," kata Jokowi dalam rapat koordinasi nasional dan anugerah layanan investasi 2021, Rabu (24/11/2021).

Sementara itu, untuk mengamankan pasokan baterai bagi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV), Hyundai Motor Group bersama LG Energy Solution akan membangun usaha patungan  yang memproduksi baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat.

Sebelumnya pada Rabu, 28 Juli kemarin, Sung Hwan Cho, Presiden dan CEO Hyundai Mobis, dan Jong Hyun Kim, Presiden dan CEO LG Energy Solution, menghadiri penandatanganan MoU yang diadakan di kantor pusat LG Energy Solution di Seoul.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho, juga bergabung dalam acara tersebut yang gelar secara virtual.

Berdasarkan nota kesepahaman, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution akan menginvestasikan total 1,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp15,9 triliun untuk membangun pabrik sel baterai di Karawang.

Lokasi pabrik, Karawang, dipilih sebagai tempat pembangunan pabrik dengan mempertimbangkan berbagai faktor, di antaranya karena Indonesia merupakan salah satu produsen nikel yang merupakan bahan baku utama baterai terbesar dunia. (cr09)

Berita Terkait
News Update