ADVERTISEMENT

Mengadu Domba

Selasa, 23 November 2021 09:30 WIB

Share
Mengadu Domba. (Kartunis/Poskota.co.id/Sental-Sentil)
Mengadu Domba. (Kartunis/Poskota.co.id/Sental-Sentil)

Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk mengadu domba. Bisa untuk kepentingan bisnis dan politis. Tujuannya agar persekutuan bisnisnya melemah, kekuatan parpol menjadi keropos, tidak solid lagi karena terdapat pertentangan di lingkup internal partainya.

Di era sekarang, dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, mengadu domba dengan mudah dapat dilakukan. Bisa melalui kabar bohong, hoax, konten yang diciptakan dengan mengemas narasi tertentu guna menarik perhatian publik.

Untuk mengkonter informasi yang menyudutkan ini, perlu diciptakan keseimbangan. Bisa melalui klarifikasi dan semacamnya.Tetapi akan lebih baik kita semua tidak menciptakan adu domba. Tidak pula menebar berita bohong, keburukan yang akan memecah belah persatuan.

Di era sekarang ini, hendaknya kian perkokoh persatuan, saling tolong menolong, saling membantu dan saling peduli.

Yah, peduli juga untuk saling mengingatkan untuk menebar kebaikan. Bukan menebar fitnah dan mengadu domba.

Untuk melawan berita hoax banyak dilakukan dengan berbagai cara. Dalam dunia digital dikenal  cyber army seperti yang sedang digagas MUI DKI Jakarta. Cyber army dimaksud untuk melaksanakan amar makruf nahi mungkar, guna menangkal dan meluruskan berita bohong, fitnah dan adu domba. Berita – berita yang mendiskreditkan ulama dan umat Islam.

Di sisi lain, membela dan membantu Anies Baswedan dari ‘serangan‘ buzzer. Tentu, dimaksudkan dalam hal kebijakannya selaku Gubernur DKI. Ini tak lepas karena MUI DKI sebagai mitra kerja Pemprov DKI.

Soal ini kemudian menuai kontroversi.

Beda pendapat tidak dilarang, yang tidak dibenarkan, jika tidak menghargai perbedaan. (Jokles)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT