JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mimpi sukses di Jakarta, untuk bertahan hidup jual keperawanan Rp5 juta ke om - om.
Kisah pilu gadis muda yang terjerumus ke dunia prostitusi online pun berlanjut dimana S harus rela menjual keperawanannya kepada om-om seharga Rp5 juta hanya untuk bertahan hidup di Jakarta.
Kepada Poskota, gadis manis asal Jawa Barat yang berusia 19 tahun itu tak sungkan menceritakan riwayat kelam awal mula terjerumus ke lembah prostitusi.
Seperti tak ada yang ditutupi, setiap kalimat yang dituturkan tampak jelas tergambar betapa pedihnya hidup yang ia jalani.
Setelah lari dari rumahnya di Cikarang, Jawa Barat, dimana S sudah lebih dari sepekan numpang hidup bersama teman semasa SMP.
Pekerjaan yang dijanjikan oleh temannya itu, seperti bualan belaka.
Sementara, S yang memang tak memiliki uang sepeser pun merasa tak enak hati bila terus jadi beban hidup.
"Teman aku itu baik banget. Saya makan, tidur di kost dia. Baju juga dibeliin, tapi makin lama kitanya gak enak juga kalau terus repotin," ungkap S.
Kemudian, saat ngobrol sebelum tidur di kamar kost, temannya mengutarakan, bila ada laki-laki yang tertarik pada S.
Diungkapkannya, bila laki-laki itu jauh lebih tua.
S merasa bingung, seingatnya selama pelariannya di Cikarang ia tak banyak keluar kamar dan belum pernah menjumpai seorang pria.
Temannya itu menerangkan, kalau maksud laki-laki itu, ingin menebus keperawanan S dengan harga Rp5 juta.
Kagetnya S mendengar perkataan temannya itu dan merasa martabatnya serasa direndahkan.
Tanpa ekspresi ia memalingkan muka dari temannya.
Temannya itu meminta maaf pada S akbibat perkataannya tersebut dan mengatakan hal itu hanya sebatas tawaran.
Meski demikian, temannya itu memberi dua pilihan.
Menerima tawaran kemudian uangnya untuk bekal selama belum mendapat pekerjaan atau S pulang ke kampung halaman.
Dengan berat hati, setelah semalaman mencari jawaban dalam renungannya, gadis imut itu menganggukkan kepala sebagai tanda menerima tawaran tersebut.
"Kita mau nggak mau ya akhirnya ambil aja. Aku mikirnya kan dapat Rp5 juta, bisa buat pegangan sampe dapat kerja. Habis itu gak lagi-lagi," ucap S.
Sambil tersenyum temannya berkata, kalau semua-muanya bakal diatur oleh dirinya.
Dari jadwal pertemuan hingga hotel tempatnya berkencan.
Waktunya pun tiba, saat itu bulan April tahun 2019.
S dibawa oleh temannya ke hotel kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.
Gadis yang sebelumnya berhijab, pada hari itu ia lepas.
Dengan didandani temannya, S pun hanya mengenakan pakaian yang cukup minim.
Temannya pun berkata, bila sebentar lagi pembeli keperawanannya akan datang ke kamar hotel sekitar pukul 20.00 WIB, dan kemudian S ditinggal sendiri oleh temannya di dalam kamar.
Gadis belia itu mulai gugup, jantungnya berdetak kencang dan keringat dingin mulai menetes.
Tak tau harus berbuat apa, karena ini adalah pengalaman pertama baginya.
Tak lama pintu kamar diketuk, gadis berkulit sawo matang itupun lekas membukakan pintu.
S hanya bisa terdiam melihat pria keturunan Tionghoa berperut buncit dengan gaya perlente ada di depannya.
Ia menjawab sambil menundukkan kepala saat si om mulai menyapanya.
Seperti tak mau membuang waktu, setelah menaruh tas brandid yang ia tenteng ke atas meja sebelah ranjang, pria paruh baya itupun lekas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Hanya mengenakan lingerie warna hitam, kemudian S berbaring di ranjang sambil menatap langit-langit kamar hotel yang pencahayaannya remang.
Pikirannya tak tentu arah saat melihat si om keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk.
Gadis lugu itu menutup wajahnya dengan bantal, saat pria hidung belang tersebut naik ke atas ranjang.
Pikirannya berkecamuk saat tangan nakal si Om menggerayangi tubuhnya.
Ingin sekali ia meronta tapi tak bisa, S hanya bisa pasrah dan menuruti apa yang diminta.
Lihat juga video “Terindikasi Terlibat Bisnis PCR, BEM Nusantara Tuntut Erick Thohir Mundur”. (youtube/poskota tv)
Air matanya menetes, saat kegadisannya direnggut oleh pria seusia ayahnya.
Diusianya yang baru menginjak 17 tahun, malam itu ia harus kehilangan kesuciannya.
Singkat cerita, setelah malam itu anak kedua dari 3 bersaudara itu menyesali dengan apa yang telah terjadi.
Sambil merenung, dalam hati ia berjanji tidak akan berbuat seperti itu lagi. Anggap semuanya hanya fase hidup yang harus ia lewati.
"Aduh kak, kok jadi Curhat gini sih. Buruan atuh kak udah malam," celoteh S pada Poskota dengan logat Sunda yang kental.
"Hehehe... Nggak apa-apa ngobrol aja dulu. Nanti aku tambahin deh buat jajan," jawab Poskota..... bersambung.... (yono)