S (19), berawal mimpi sukses di Jakarta, kabur dari pesantren malahan terjerat dunia esek -esek. (Foto/dokposkota)

Jakarta

Mengenaskan, Mimpi Sukses di Jakarta, S Kabur dari Pesantren Malahan Terjerat Dunia Esek-esek

Minggu 21 Nov 2021, 19:09 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dunia prostitusi online yang menawarkan layanan esek-esek gadis usia belia, nampaknya sedang marak akhir-akhir ini di Ibukota.

Melalui salah satu aplikasi chatting, pria hidung belang dengan mudah mendapati gadis-gadis yang menjajakan diri bertebaran di sekitar tempat tinggalnya.

Dengan adanya fenomena tersebut, redaksi Poskota, coba mengulik sedikit kisah hidup gadis remaja penjaja cinta sesaat yang sekarang tengah menjamur di Ibukota. 

Berawal mimpi sukses di Jakarta, kabur dari pesantren malahan terjerat dunia esek-esek.

Seperti kisah hidup gadis remaja berinisial S, gadis belia yang masih berusia 19 tahun berperawakan sedang itu menjajakan diri melalui online dengan tarif Rp450 ribu untuk sekali kencan.

Dengan tarif tersebut, S memuaskan tamunya di kamar hotel bintang dua di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.

Beberapa waktu lalu, sekira pukul 22.00 WIB, Poskota telah membuat janji bertemu dengan S di kamar hotel lantai 3.

Saat Poskota mengetuk pintu kamar hotel disambut senyum tipis dari bibir gadis muda itu.

Sambil membukakan pintu dengan ramah ia menyapa, diselipi senyum yang menampakan gigi kelincinya.

"Hai kak? Masuk kak," sapa S pada Poskota.

Setelah menutup pintu, S duduk di atas ranjang bersprei warna putih.

Sambil mempersilahkan duduk, gadis dengan tinggi sekitar 158 sentimeter itu mulai membuka obrolan.

"Nggak buru-buru kan kak?," tanya S dengan nada manja pada Poskota.

"Santai aja, saya juga capek baru pulang kerja. Ngobrol-ngobrol aja dulu," jawab Poskota, sambil menyalakan rokoknya.

Gadis itu tampak ramah, setiap kata yang diucap selalu diselipi senyuman manis dari bibir tipisnya.

Namun, siapa sangka dibalik senyuman itu, tersimpan kisah yang cukup pahit dari gadis asal Jawa Barat ini.

Ia tampak menikmati obrolan, sepertinya ia memang sedang butuh teman untuk menumpahkan keluh kesahnya.

"Kenapa kamu bisa sampai kayak gini," tanya Poskota.

Menjawab pertanyaan tersebut, gadis itupun tak sungkan menceritakan awal mula dirinya terjerumus ke dunia prostitusi online.

Diceritakan, kisahnya bermula pada tahun 2019, di mana saat itu dirinya masih menjalani pendidikan di pesantren modern yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat.

Ia yang sudah setahun menimba ilmu di sana merasa bosan dengan aturan yang ada.

Para santriwati tidak boleh memegang ponsel saat berada di pesantren.

Ia juga sering kali membolos untuk pergi ke warung internet (Warnet) yang tak jauh dari Pesantren untuk sekedar membuka Facebook atau Instagram.

"Aku udah pernah tiga kali kabur. Pulang ke rumah. Tapi sama bapak dianter lagi," ucapnya.

Makin lama ia merasa tak kerasan bertahan di Pesantren dan pada Maret tahun 2019, ia kembali kabur dari pesantren dan pulang ke rumah.

Anak kedua dari tiga bersaudara itupun kena ocehan secara bertubi-tubi dari ayah dan ibunya yang memang sangat religius.

Setiap hari, S pun selalu mengurung diri di kamar, semua yang dia lakukan tampak salah di mata keluarganya.

Tak mau terlalu lama terpuruk, kemudian melalui chat Facebook, ia menghubungi teman perempuan semasa SMP yang merantau di Cikarang, Jawa Barat.

S meminta temannya mencarikan pekerjaan di sana agar ia bisa menata hidupnya lagi.

"Temen SMP itu kalau lihat di Facebook kayaknya udah sukses gitu. Dia ngakunya kerja SPG di mall. Terus katanya ada lowongan SPG," ucap S.

Mendapat tawaran menarik dari temannya, S membulatkan tekad untuk kabur dari rumah dan menyusul temannya di Cikarang.

Sabtu pagi sekira pukul 07.00 WIB, S pamit membuang sampah ke pinggir sungai pada ibunya.

Namun, itu hanya alasan S untuk kabur dari rumah dimana saat itu ia hanya mengenakan baju tidur.

Dirinya hanya membawa dua setel baju yang disembunyikan di dalam plastik sampah warna hitam.

Saat itu ia hanya memiliki uang Rp150 ribu untuk ongkos lari ke Cikarang.

Setelah membuang sampah di pinggir kali, di dalam gubuk yang dijadikan tempat menyimpan kayu bakar milik warga, S mengganti pakaiannya.

Dari situ ia memulai langkah pelariannya.

Setelah melangkah beberapa puluh meter ke jalan raya, ia kemudian naik angkot menuju terminal bus.

Sesampainya di sana, lalu ia melanjutkan perjalanan dengan naik bus tujuan Cikarang.

"Sampe terminal Cikarang dijemput sama temenku. Terus tidur di kosan temenku. Makan sama dibelikan baju ganti juga. Baik banget temenku itu," kenang S.

Namun tak disangka, perjumpaannya dengan teman masa sekolahnya itu merupakan titik awal ia terseret ke dunia prostitusi online.

Lihat juga video “Hilang Terpeleset di Kali Ciliwung, Seorang Pemuda Ditemukan Tewas”. (youtube/poskota tv)

Tiba-tiba obrolan dengan diselipi tawa dan rasa haru terhenti, gadis remaja itu meneguk air mineral yang disediakan hotel untuk membasahi tenggorokannya.

Kemudian, gadis imut berkulit sawo matang tersebut izin ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Jadi ngobrol terus nih. Saya duluan yang bersih-bersih ya kak," katanya.

Sekitar 5 menit, gadis itupun keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk hotel berwarna putih lalu meredupkan lampu kamar.

"Udah, giliran kakak yang bersih-bersih sana," ucapnya. bersambung.... (yono) 

Tags:
berawal mimpi sukses di Jakartakabur dari pesantren malahan terjerat dunia esek-esekProstitusi onlineterjebak prostitusi onlinepelaku prostitusi onlinecerita pelaku prostitusi

Administrator

Reporter

Administrator

Editor