ADVERTISEMENT

Kaya Akan Biji Nikel, Indonesia Bisa jadi Pemain Global Industri Kendaraan Listrik Dunia

Minggu, 21 November 2021 13:00 WIB

Share
Mobil Konsep Hyundai Prophecy, Sedan Sport Elektrik dari Hyundai. (foto: poskota/muhammad ichsan)
Mobil Konsep Hyundai Prophecy, Sedan Sport Elektrik dari Hyundai. (foto: poskota/muhammad ichsan)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Kaya akan biji nikel, Indonesia sangat memungkinkan untuk menjadi pemain global di industri kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) karena memiliki kemampuan sumber daya terintegrasi dari hulu ke hilir.

Namun membuat baterai EV itu tidak mudah, karena itu Indonesia Battery Corporation (IBC) bekerja sama dengan mitra konsorsium yakni LG Group dari Korea Selatan dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China.

Saat ini IBC sudah membuat road map karena butuh 4-5 tahun untuk bisa memproduksi baterai. Ada beberapa hal yang akan dilakukan. Di tahap awal adalah mendorong pasar 4 roda, selanjutnya 2 roda.

“Investasi yang kita keluarkan hampir USD 15,4 triliun dan membutuhkan waktu 3 hingga 4 tahun untuk membangun industrinya. Keuntungan kita adalah semua sudah terintegrasi jadi satu di Indonesia. Hanya nilai komersialnya yang harus dikejar yang paling optimal dan paling baik untuk Indonesia,” ujar Toto Nugroho, selaku Presiden Direktur IBC, Sabtu (21/11/2021).

Dalam Forum Diskusi Salemba (FDS) yang diselenggarakan ILUNI UI ini menghadirkan para alumni UI yang terlibat dalam industri kendaraan listrik, baik langsung maupun tidak langsung.

Di antaranya Presiden Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho, Pengamat Ekonomi FEB UI Toto Pranoto, Director/External Affairs Team Hyundai Motor Asia Pacific Headquarters Tri Wahono Brotosanjoyo dan Pembalap Nasional dan Pemerhati mobil listrik Fitra Eri.

Ketua Umum ILUNI UI, Andre Rahadian saat membuka diskusi menekankan pentingnya  Indonesia berperan dalam ekosistem industri Electric Vehicle. Apalagi, melihat peran Indonesia setelah mengikuti COP26 dan Presidensi G-20.  

Banyak yang bisa dilakukan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk besar dan sumber daya yang banyak, tapi juga pengimpor bensin.

“Sehingga, menurut kami sangat penting terciptanya satu ekosistem untuk membangun dan berhasilnya EV di Indonesia,” ujar Andre.

Menurut Andre, UI harus bisa berperan besar dalam menciptakan ekosistem ini.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT