BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Membanggakan pemuda asal Bekasi berhasil menciptakan sebuah inovasi produk pembersih dan pewangi sepatu hanya dalam sekejap.
Produk tersebut dinamakan Sepokat Indonesia. Wifah Husnul Khuluk, pemilik Sepokat Indonesia mengaku memulai bisnisnya sejak awal tahun 2021 lalu.
Inovasi yang diciptakan karena problematika cara mencuci sepatu sembarangan akan merusak material bahannya.
"Saya coba berselancar ditengah perubahan zaman. Artinya kebutuhan sepatu sebagai bagian dari fashion hari ini kami lihat cukup penting. Setiap orang ingin berpenampilan sempurna mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala," ujar Wifah Husnul Khuluk, kemarin.
Ada empat varian produk, yang dimiliki Sepokat Indonesia untuk pembersih sepatu, yaitu hard, travelling, unyellowing dan parfum.
"Kami punya empat varian sabun hard, sabun untuk membersihkan noda sepatu yang membandel, Yang kedua traveling, karena bisa dibawa, jadi ini memang kita desain supaya praktis," ucapnya.
"Ketiga unyellowing, ini pembersih bagian sol sepatu yang menguning. Penyakit sepatu biasanya sulit dihilangkan. Terakhir parfum, sementara ini kita baru punya tiga varian, yang pertama aroma kopi, jeruk, ketiga vanila," bebernya.
Diungkapkan, penggunaan pembersih dan pewangi sepatu ini sangat mudah dan praktis.
Untuk traveling disemprot, hard dan unyellowing dituang ke sikat sabun.
Soal harga, dari beberapa varian produk yang ditawarkan Sepokat Indonesia kepada pelanggan, terjangkau dan tak mengocek dompet terlalu dalam. Kisaran harganya Rp35 ribu hingga Rp50 ribu.
"Yang hard Rp40 ribu, Traveling Rp35 ribu, Parfum Rp45 ribu, Unyellowing Rp50 ribu," ungkapnya. Kemasan cairan pembersih tersebut tersedia dengan ukuran 60 ml sampai 100 ml.
Terdaftar di Dinas Koperasi
Wifah menambahkan, produknya telah terdaftar di Dinas Koperasi dan UMKM Pemerintah Kota Bekasi.
Di masa pandemi Covid-19, ia mengeluarkan modal awal sebesar Rp3 juta diluar biaya lain.
"Modal kami kurang lebih tiga juta diluar biaya lain-lain selama kami melakukan riset di awal. Menggali ilmu dari pelaku usaha serupa, dan mencari kelemahan tiap jenis sepatu lewat pelaku usahanya," imbuhnya.
Sepokat Indonesia sejak awal berdiri telah memproduksi lebih dari 200 pcs tiap jenis, dan saat ini masih tersisa kurang lebih 50 pcs.
"Di situasi seperti ini, penjualan tidak melesat cepat. Kami sadar bahwa situasi memang belum memberikan kepastian, sehingga daya beli masyarakat belum sempurna seperti situasi normal," tambahnya.
Sejauh ini, Sepokat Indonesia masih menjalankan usaha tersebut melalui rumah kontrakan di Kawasan Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.
"Ini karena kemampuan finansial yang masih terbatas. Kami melayani konsumen yang datang langsung, minta diantar, maupun pesanan melalui market place di sini. Salah satunya Shopee (@sepokat.id)," tandasnya. (insan)