INI kisah tragis dari Pandeglang Banten. Malu anak lelakinya, Ridwan, 25, tertangkap basah kencani bini tetangga, langsung dihajarnya sendiri. Suami Ny. Nengsih, 28, ikut “berpartisipasi” termasuk keluarga yang lain. Dihajar orang berlima, Ridwan pun wasalam, sedangkan sang ayah ditangkap.
Berzina itu urusan kemaluan yang sangat memalukan. Apa lagi jika mainnya dengan tetangga sendiri, sama saja berak di halaman rumah. Yang malu bukan saja para praktisinya, tapi juga keluarga berikut jajarannya. Maka di banyak kejadian, suami pelaku bisa naik pitam dan membunuh rekanan mesum istri. Masuk penjara nantinya biar saja, yang penting telah menjaga kehormatan keluarga. Padahal rielnya, barang yang dijaganya itu sudah kadung babar belur dan penyok-penyok.
Yang terjadi di Kadomas Pandeglang agak lain. Yang emosi kelewat batas bukan suami Ny. Nengsih, tapi justru ayah kandung Ridwan. Mestinya cukup diserahkan pada pihak yang berwajib, tapi malah “diadili” sendiri. Ketika Nurdian, 56, menempeleng Ridwan selaku anak sendiri, yang lain jadi terpancing ikut menghajarnya sekalian. Maka setelah pemukulan dilanjutkan oleh Suhaimi, 33, suami Nengsih, keluarga yang lain ikut nimbrung ketepak ketepuk.....lama-lama Ridwan pun wasalam.
Bini Suhaimi ini memang cukup cantik, sementara suaminya suka tugas luar kota. Nah, Ridwan merasakan ini sebuah peluang. Diam-diam dia mulai mendekati Ny. Nengsih yang memang sekel nan cemekel tersebut. Rupanya usaha anak muda ini dapat sinyal sampai 4 digit, sehingga pada akhirnya Ridwan berani berhubungan intim dengan Ny. Nengsih.
Bagi kalangan bocah badung, mangga colongan lebih nikmat ketimbang mangga yang bolehnya beli di warung buah. Begitu pula dengan Ridwan, “aset” colongan itu lebih menantang dan rasanya nendang sekali. Maka hampir setiap minggu keduanya janjian untuk bemesum ria. Komunikasi dijalin lewat WA, termasuk kirim gambar-gambar jorok agar Ny. Nengsih terangsang.
Bahkan pernah pula, Nengsih kirim gambar dirinya yang bugil pada Ridwan. Dasar apes, gambar mesum itu lupa menghapus, dan tambah apes lagi terbaca oleh Suhaimi. Langsung saja Ridwan dipanggil untuk dikonfrontir dengan istrinya. Berdua diadili dengan wajah garang Suhaimi, keduanya pun mengaku terus terang bahwa sudah sering begituan. Berapa kali? Ridwan tak bisa menyebut karena tak pernah bawa kalkulator saat mengencani Nengsih.
Suhaimi lalu memanggil Nurdian orangtua Ridwan, untuk diberi tahu ini lho kelakuan anakmu! Diberi tahu bahwa anak lelakinya suka blusukan ke kamar bini Suhaimi, langsung merah padamlah muka Nurdian. Langsung saja Ridwan ditempeleng, pletak! “Ketimbang bikin malu keluarga, mati saja kau sekalian!” maki sang ayah sambil menampol untuk kedua kalinya.
Awalnya Suhaimi selaku pihak paling berkomenten, masih bisa menahan diri. Tapi begitu ayah Ridwan memukul, dia jadi ikutan memukul pula, pletak! Eh, keluarga Ridwan sebanyak 3 orang seperti sudah dapat restu, langsung ikut memukul pula ketepak ketepuk. Dihajar 5 orang sekaligus, paduan jab dan swing, Ridwan langsung teler. Tapi saat dibawa ke RS Pandeglang jiwan Ridwan tak tertolong.
Tak ayal para pelakunya ditangkap. Pertama kali Nurdian selaku inisiator disusul Suhaimi dan 3 familinya. Kini mereka ditahan di Polres Pandeglang. Nurdian sebetulnya menyesal juga. Awalnya sekedar pukulan untuk memberi pelajaran, kok yang lain langsung ikut ambil bagian seperti rebutan Bansos Covid-19.
Meski menyesal, nyawa Ridwan nggak bisa dibalikin. (GTS)