Warisan, Oh Warisan Menutup Mata Hati

Jumat 19 Nov 2021, 06:30 WIB
Warisan, Oh Warisan Menutup Mata Hati. (Kartunis/Poskota.co.id/Sental-Sentil/Arif)

Warisan, Oh Warisan Menutup Mata Hati. (Kartunis/Poskota.co.id/Sental-Sentil/Arif)

GANTI rugi ASI ibumu yang telah kau minum selama sekian tahun. Ayo bayar sewa karena kau sudah bersemayam selama sembilan bulan di rahim ibumu. Ganti rugi,  kau telah dipelihara, diurus dan dididik oleh ibumu sejak kecil sampai besar. Apa kau mau tanggung dengan hitungan materi sekian milyar untuk pengganti jasa ibumu sepanjang masa tersebut, wahai anak durhaka!

Begitulah komentar dari para warganet ketika membaca berita anak gugat ibu kandung di pengadilan yang terjadi di Aceh. Sang anak kandung yang juga pejabat di pemda setempat tersebut dengan tega gugat ibunya yang sudah sepuh. Bisa dibayangkan bahwa akibat gugatan tersebut sang ibu dipaksa keluar dari rumahnya yang selama ini ia tinggali bersama anak-anaknya yang lain. Artinya, si ibu harus terusir.

Terlepas apalah sebab musababnya, terlepas juga obyek yang dibuat itu hak siapa, tapi kok tega ya, bahwa yang dilawan di pengadilan itu adalah ibu kandungnya sendiri? Apakah si penggugat, apalagi anak dan berjenis wanita,nggak punya hati nurani, sehingga mampu mengusir sang ibu?

Ya, apakah kisah-kisah sebelumnya soal anak yang melawan orang tua kandung adalah durhaka? Apakah nasihat dari cerita legenda dan agama nggak mampu mencairkan hati sang anak. Terbuat dari apakah itu hati, batu kah?

Lalu katakanlah ia menang, dan menguasai harta warisan yang dia gugat, apakah dia akan bahagia?

Sementara ibu kandungnya harus terlunta-lunta sebab akibat yang dia lakukan. Lalu dia akan tertawa terbahak diantara kekayaannya? Seandainya begitu adanya, zaman apakah sekarang ini sehingga anak mampu hidup senang di atas penderitaan orang tuanya, dalam hal ini ibu kandungnya.

Kasus semacam memang bukan satu-satunya, sebelumnya terjadi juga anak yang tega membawa ibu kandungnya ke ruang pengadilan, di Lombok. Ini juga gegara tanah warisan.

Warisan, oh warisan. Mengapa banyak orang terjebak berebut warisan? Ya, bisa jadi karena kurangnya pengetahuan secara hukum. Bisa juga karena keserakahan, hingga tertutup mata hatinya! - massoes

Berita Terkait

News Update