Mengungkap Mutiara Terpendam Potensi Wellness Tourism di Indonesia

Kamis 18 Nov 2021, 23:14 WIB
dr. Andry Edwin Dahlan. (dokumen pribadi)

dr. Andry Edwin Dahlan. (dokumen pribadi)

Masyarakat mungkin belum terlalu familiar dengan wellness tourism dibandingkan medical tourism.

Namun sejatinya, keduanya menginduk pada health tourism.

“Bedanya, kalau medical tourism umumnya pergi ke suatu tempat dalam skala nasional maupun internasional dalam upaya kuratif atau pengobatan. Wellness tourism merupakan langkah untuk memperoleh kesehatan secara holistik, sosial maupun konsep spiritualnya,” beber Andry. 

Konsep kesehatan holistik tidak lain dari kata well yang diambil dari wellbeing dan ness dari fitness.

Wellness Tourism dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan tujuan well.

“Nah, ini sebenarnya konsep holistik gaya Timur. Oleh karena itu, konsep holistik wellness itu banyak berkembang di negara-negara yang menganut budaya Timur, pengobatan Timur. Sekarang ini, orang banyak trennya meditasi,” ujar Head of Project Indonesia Medical & Health Tourism yang dikembangkan oleh PT Medical Advance Indonesia.

Andry menjabarkan, di Indonesia, wellness tourism dilakukan di alam karena potensi alam Indonesia luar biasa besar. Dia mencontohkan, pemanfaatan hutan untuk wellness tourism telah dikenal di Jepang yaitu Shinrin-Yoku(forest bathing) sejak, 1982.

“Mereka mengemas dalam hutan kecil. Peserta yang ikut tidak boleh melakukan workout (olahraga) keras. Mereka hanya berjalan, melakukan keheningan, merasakan energi tumbuh-tumbuhan masuk ke dalam tubuh ditambah gerakan olah napas,” tutur Andry.

Terapi ini mempu mengurangi stres dan berdampak pada peningkatan hidup yang sejahtera. 

Dia menambahkan, dari beberapa riset kedokteran menyatakan bahwa wellness tourism mampu meningkatkan metabolisme tubuh karena adanya keterlibatan plant energy (energi tumbuh-tumbuhan).

Beberapa manfaat yang bisa dipetik, yaitu tekanan darah menurun, kadar gula darah menurun, tubuh terisi penuh energi dan recharging energy.

“Nah, itu ada beberapa risetnya,” ujar dokter yang menekuni wellness tourism 5 tahun yang lalu.

Berita Terkait
News Update