CINTA itu bisa bikin rindu setengah mati. Dan Darmadi, 49, dari Gresik ini kecewa berat ketika janda cantik Sri Lestari, 36, yang telah membikin dirinya macam thuyul, memutuskan cintanya secara sepihak. Akhirnya Darmadi pun berprinsip, ketimbang gagal memiliki lebih baik kau kubikin mati!
Facebook atau FB benar-benar telah mengubah kehidupan. Di belahan dunia manapun orang bisa bertemu bahkan kadang sampai satu ranjang. Tapi ekses-ekses negatip sering menyertainya. Dari berbagai berita menggambarkan, banyak kejahatan sampai pembunuhan berangkat dari aktivitas di FB. Dari FB dapat teman bobok, tapi kemudian jadi bobok selamanya.
Salah satu korbannya adalah Sri Lestari, janda cantik nan bahenol dari Bringkang Kecamatan Manganti, Kabupaten Gresik (Jatim). Dia tewas terbunuh dalam kamarnya, akibat sang kekasih Darmadi yang dikenalnya lewat FB. Tapi Darmadi sendiri kini harus masuk bui dengan pasal ganda. Selain pembunuhan juga pencurian, sebab setelah menghilangkan nyawa gendakannya HP android miliknya dibawa kabur juga.
Sebagai perempuan masa kini, Sri Lestari memang tak bisa lepas dengan gadget yang menginfomasi semua hiruk pikuk dunia hanya lewat kotak kecil yang bisa dikantongi atau dimasukkan dompet. Lebih-lebih dalam status janda, rasa sepi itu bisa dihilangkannya lewat berselancar di jagad medsos. Pendek kata aktivitas dunia berada dalam genggamannya.
Dari kegiatan bermedsos, Sri Lestari paling demen main WA dan FB. Ngetwit sama sekali tidak suka, takut kebablasan kayak Fadli Zon DPR. Masak ngetwit kok 3 menit sekali, lha di Senayan itu lalu kerjanya ngapain saja? Padahal isinya tidak mencerahkan, tapi meruwetkan karena kebanyakan hanya berupa nyinyiran pada pemerintah. Cuma uniknya, manusia tipe dia kok ya dapat bintang Mahaputra.
Sekian lama main FB, Sri Lestari kemudian kenal dengan Darmadi asal Sidoarjo. Secara intens keduanya kontak-kontakan lewat HP dan kemudian temu darat. Darmadi yang sebetulnya sudah punya keluarga, langsung kesengsem pada janda bahenol yang cantik itu. Dari hubungan HP tersebut kemudian dilanjutkan dengan hubungan intim bak suami istri.
Sejak itu jaringan Gresik-Sidoarjo semakin berkelanjutan, jika tak mau disebut kumpul kebo. Soalnya asal kumpul mesti langsung sundang-sundangan di ranjang bagaikan kerbau. Habis kencan kadang Darmadi memberikan sejumlah uang, kadang tidak. Ya nggak etis kan, sama kekasih kok perhitungan banget, setiap kencan harus dikonversi dengan rupiah.
Entah kenapa setelah sekian bulan kegiatan PTM (Perselingkuhan Tatap Muka) sengaja dikurangi oleh Sri Lestari, bahkan ketika diajak kencan tidak mau. Tapi jika dikirimi uang tak pernah menolak. Benar-benar Darmadi diperlakukan seperti thuyul. Malam hari dipersilakan nyusu sepuasnya, tapi siang hari harus cari uang untuk Sri Lestari selaku majikan.
Hubungan yang mulai merenggang itu membuat “thuyul” Darmadi tidak nyaman. Dia ingin kisah cintanya berjalan seperti sedia kala. Direken thuyul biarlah, yang penting bisa selalu mimik indomilk syedap. Maka didatangilah rumahnya. Ternyata janda dari Bringkang ini tetap tak mau dibrengkal untuk melayani nafsunya lagi. Darmadi pun naik darah dan ditusuk dengan senjata tajam. “Ketimbang gagal memiliki mending kamu mati sekalian,” begitu tekad Darmadi.
Tapi serapi-rapinya aksi pembunuh berbuat, pasti meninggalkan jejak. Tak menungu lama jejak berdarah Darmadi terlacak dan ditangkap. Dalam pemeriksaan dia mengakui kadung cinta setengah mati kok dicampakkan begitu saja, padahal sudah banyak korban materil.
Tapi kan sudah puas menikmati onderdil. (GTS)