"Normalnya saya bekerja 12 jam. Tapi meskipun saat malam sudah pulang ke rumah, pihak rumah sakit dan teman-teman biasanya menghubungi saya, jadinya, ya, lebih dari 24 jam, sudah tidak mengenal waktu kalau seperti ini," kata Ari, salah satu petugas penggali kubur.
"Bahkan, pernah waktu saya mandi ada telepon, ya mau bagaimana lagi, itu tugas saya," ujarnya.
Saat awal-awal bertugas di pemakaman, ia merasakan takut karena covid 19 ini gampang menular.
Bahkan, setiap kali mau berangkat kerja, ia mengaku masih ada kekhawatiran untuk memakamkan pasien COVID-19 ini.
Namun ia kembali sadar bahwa semua itu sudah menjadi tugasnya.
Sangat manusiawi adanya rasa takut, khawatir tertular dan sebagainya, tapi akhirnya ia tetap berangkat dan terus bertugas hingga saat ini.
Oleh karena itu, ia hanya bisa memohon kepada Allah SWT semoga selalu diberikan kesehatan, sembari terus menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan mengkonsumsi vitamin.
Bahkan, di sepertiga malam, ia membiasakan ibadah shalat malam dan memohon kesehatan kepada Allah.
“Kami memilih giat yang langsung menyentuh setiap lapisan anak bangsa dan berusaha menjadikan setiap giat kami sebagai pengingat bahwa kehidupan kita di dunia harus bermanfaat bagi sesama," tambah Trisni.
"Tanpa perlu membuat berbagai acara besar dan meriah dalam situasi pandemi saat ini, kami ingin berbuat lebih baik untuk kerukunan dan kemajuan bangsa sesuai arahan dari Bapak Ketua Umum PBL. Semoga kami tetap dapat menjaga komitmen sebagai Pejuang Bravo Lima," pungkas Trisni.
Kedepan, DPD PBL DKI Jakarta berupaya menjalankan berbagai program yang dapat bermanfaat bagi sesama dengan kemampuan yang dimiliki.
Dengan harapan, semua diberikan kesehatan untuk menjalankan semua program dengan sebaik-baiknya.