Kemandirian Pangan

Senin 08 Nov 2021, 06:00 WIB

“Untuk menopang kemandirian pangan, perlu adanya kebijakan yang memihak kepada petani sejati, bukan ‘petani berdasi'." - Harmoko

KEMANDIRIAN pangan hingga kini masih jauh dari harapan. Kemandirian pangan yang merupakan cita-cita luhur para pendiri negeri ini guna menciptakan ketahanan pangan nasional, belum seluruhnya terpenuhi.

Impor sebagian komoditas pangan dari negara lain menjadi satu indikator belum adanya kemandirian pangan. Semakin banyak komoditas pangan yang diimpor, mencerminkan kian jauh kita dari kemandirian.

Memang, secara keseluruhan Indonesia relatif mampu menjaga ketahanan pangan. Ketersediaan pangan di pasar memadai sehingga tak terjadi lonjakan harga.

Ini patut diapresiasi. Sayangnya, beberapa komoditas pangan masih tergantung pada impor, termasuk sebagai satu upaya menekan lonjakan harga. Sejak Januari-Juni 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia telah mengimpor pangan hingga US$6,13 miliar atau setara Rp88,21 triliun.

Komoditas pangan yang diimpor terdiri dari berbagai jenis, di antaranya mulai dari daging, susu, telur, gula, minyak gorengi,beras, kedelai, jagung, kopi, teh, garam hingga bahan pangan seperti cabai, bawang putih dan lada.

Beras yang diimpor misalnya sebesar US$91,6 juta dengan volume sebanyak 201.271,55 ton, gula sebesar US$1,49 miliar dengan volume 3,52 juta, garam senilai US$44,19 juta dengan volume 1,26 juta ton.

Belum kedelai mencapai US$873,33 juta dengan volume 1,51 juta ton. Jagung senilai US$99,85 juta sebanyak 376.478,48 ton. Cabai senilai US$59,47 juta dengan volume 27.851,98 ton. Bawang putih senilai US$196,21 juta dengan volume 181.106,24 ton.

Ini gambaran sebagian komoditas yang diimpor. Bukan hanya kali ini, tetapi beberapa tahun ke belakang juga dilakukan.

Acap dikatakan bahwa impor pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan khusus, memperkuat stok nasional.

Tetapi alasan itu makin memperkuat indikasi bahwa negara kita belum sepenuhnya mandiri memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, setidaknya terhadap produk yang diimpor. Dan tidak jarang impor dilakukan untuk "kepentingan" tertentu yang kita tahu sama tahu.

Berita Terkait

Mikul Dhuwur Mendhem Jero

Kamis 11 Nov 2021, 07:00 WIB
undefined

Waspada Distribusi Pangan

Kamis 18 Nov 2021, 06:00 WIB
undefined

Menuju SDM Unggul

Senin 29 Nov 2021, 09:39 WIB
undefined

Pileg Jangan Bikin "Pilek" 

Kamis 02 Des 2021, 06:12 WIB
undefined

Partai Politik Yang Merakyat

Senin 06 Des 2021, 06:00 WIB
undefined
News Update