Ditambah lagi, pada di rumah mertuanya itu, sekitar 50 meter dari rumahnya, merupakan persis aliran Kali Pesanggerahan.
Kali Pesanggerahan itu berdasarkan pantauan Poskota.co.id, hampir sejajar dengan rumah warga dan Apartemen.
Namun pada Apartemen dipasang seperti besi beton yang menyerupai sheetpine sehingga air tidak dapat masuk wilayah apartemen.
"Paling tinggi itu airnya pernah sampai se dada orang dewasa," ungkap Yani.
Ditambahkan Yani, selain rumah mertuanya memang kerap banjir.
Apalagi jika ada air kiriman dari Bogor, sehingga air Kali Pesanggerahan meluap dan meluber ke rumah warga.
"Bisa sebulan dua kali banjir, makanya kita mah udah gak kaget lagi," ucapnya.
Ketika banjir datang, Yani mengungsi di rumah ibunya mengajak mertua dan istrinya yang berada di Srengseng Jakarta Barat.
Sementara, perabotan yang ada di dalam rumah mertuanya itu sementara dibiarkan terlebih dahulu di tempat yang permukaannya lebih tinggi sampai benar-benar surut.
"Cukup merepotkan karena harus beberes lagi, idah beres nanti banjir lagi banjir lagi, kan cape juga," ungkapnya.
Diapun berharap agar instansi terkait dapat menangani permasalah banjir yang kerap melanda rumah mertuanya dan warga lain yang ada di kawasan tersebut. (Cr01)