Punya Nilai Keunikan, Tradisi Adat 'Keceran' Khas Banten Akan Jadi Wisata Budaya

Jumat 05 Nov 2021, 16:58 WIB
Wagub Banten Andika Hazrumy saat akan ditetes air dalam ritual keceran (ist)

Wagub Banten Andika Hazrumy saat akan ditetes air dalam ritual keceran (ist)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Perguruan Kebudayaan Seni Tari (Kesti) Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH) punya tradisi unik yang disebut Keceran.

Keceran dalam tradisi pencak silat di Sunda punya makna lain dipeureuh, yang berarti ditetesi mata merupakan salah satu ritual adat yang dilaksanakan secara tahunan.

Pengertian lainnya, yakni ritual yang dilakukan untuk mendorong orang berbuat kebaikan. Keceran dalam istilah umum disebut pengesahan yang merupakan upacara adat pengangkatan saudara sehati, seadat dan seilmu. 

Di Kesti TTKKDH pelaksanaan keceran dilakukan dengan cara ditetesinya mata, hidung dan mulut anggota perguruan Kesti TTKKDH oleh air khusus yang telah diberikan doa-doa oleh para sesepuh perguruan tersebut.

Usai ditetesi air khusus, anggota perguruan kemudian melakukan ritual rujakan dimana mereka memakan atau meminum khusus yang terdiri dari tujuh macam untuk setiap makanan dan minumannya. 

Terakhir para anggota perguruan melakukan ritual gembrungan atau saling memijit tangan dan kaki yang   sering mereka pergunakan untuk bertarung. 

Tidak sampai di situ, ritual keceran biasanya ditutup dengan aksi pencak silat khas TTKDH yang diiringi alat musik tradisional pencak silat.

Atas kekayaannya budaya peninggalan leluhur itu, Pemprov Banten akan terus mempertahankan agar tetap dilestarikan dan tidak punah oleh arus perkembangan zaman. 

Bahkan, pada pelaksanaan keceran ke-69 yang dilaksanakan, Kamis (4/11/2021) malam, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menginginkan tradisi keceran dapat menjadi event Nasional.

"Seharusnya tradisi keceran yang khas TTKKDH ini bisa jadi event Nasional," kata Andika. 

Andika mengaku dirinya akan mendorong agar tradisi keceran menjadi event Nasional melalui prakarsa Pemprov Banten. 

Di sektor pariwisata, kata Andika, seni bela diri Pencak Silat Banten seperti Kesti TTKKDH harus eksis dalam berbagai atraksi guna menjadikan Banten sebagai destinasi wisata unggulan. Khususnya sebagai atraksi wisata minat khusus berbasis budaya. 

Atraksi bela diri silat dalam event-event wisata, lanjutnya, harus memiliki nilai diferensial yang tinggi, unik dan berbeda dari wilayah atau daerah lain. 

"Karena itu, seni bela diri silat Banten harus menjadi ikon Banten yang menunjukkan identitas dan budaya Banten," katanya.

Lebih jauh Andika mewakili Pemprov Banten mengapresiasi Kesti TTKKDH yang dinilainya telah tanpa lelah melestarikan tradisi pencak silat khas Banten sehingga tetap eksis sampai usianya yang ke-69 tahun. 

"Kesti TTKKDH sebagai salah satu perguron silat di Banten berperan besar dalam pelestarian silat Banten," ucapnya. 

Karena itu Pemprov Banten, lanjutnya, berharap Kesti TTKKDH dapat terus melestarikan silat khususnya pada generasi muda, agar generasi muda senantiasa lebih mencintai nilai-nilai budaya Banten di tengah arus deras globalisasi dan kemajuan teknologi informasi.

"Tradisi ini harus terus dilestarikan, jangan sampai hilang termakan arus zaman," tutupnya. (Kontributor Banten/Luthfillah)

Berita Terkait
News Update