Mau milih Yudi, ga enak sama Heri. Mau milih Heri, ga enak juga sama Yudi. Ini soal hati nurani yang sulit disembunyikan. Ketimbang bertentangan dengan batin, maka banyak warga tidak memilih satu dari dua sahabat itu, alias abstain. Tentu saja yang terpilih calon lain.
Yudi dan Heri senang tidak terpilih karena memang keduanya sejatinya tidak ingin bersaing. Tidak ingin terpisah karena perebutan jabatan, kedudukan dan kekuasaan yang sifatnya sementara. Persahabatan adalah sepanjang masa.
Dalam filosofi Jawa dikenal” Rukun agawe santosa, crah agawe bubrah “ – rukun membuat kita makin kuat sentosa, cerai - pecah membuat kian lemah.
Kalau ingin memberi banyak manfaat bagi masyarakat dengan menjadi pemimpin yang amanah, hendaknya menyatukan dan menyelaraskan kekuatan.
Pelajaran yang dapat kita petik adalah jangan terbuai oleh bisikan dan desakan untuk maju sebagai calon pemimpin, apakah itu sebagai kepala desa, bupati/walikota, gubernur atau presiden sekalipun. Apalagi kalau sampai merekayasa aturan karena bisikan.
Yah, jangan percaya begitu saja dengan para pembisik, apalagi jika tujuannya ingin mencari keuntungan dari sebuah pemilihan. Inilah perlunya memfilter informasi. Boleh jadi info dimaksud memecah kekuatan. (Jokles)