Saat mendatangi rumah duka, Poskota.co.id melihat beberapa bendera kuning tengah terpampang di Jalan Selada, Kecamatan Cibodas ini.
Saat itu jenazah AS tengah dimandikan untuk kemudian di sholatkan.
AS sendiri dimakamkan pihak keluarga di salah satu makam yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang.
Ayah Korban Samidin (68) mengaku anak tercintanya tewas mengenaskan dengan luka 7 tusukan.
"Pertama kali mungkin di punggung, dia mungkin ingin lari ditusuk dari belakang, terus baru yang lain, jadi tusukan di sini tembus kemari. Tujuh tusukan," ungkapnya di rumah duka.
Kata dia meskipun sempat sadar saat mendapat penanganan medis dan sempat dilakukan pembedahan, AS tidak dapat tertolong.
Apalagi korban mengalami pendarahan cukup banyak.
"Dokter sempat melakukan pembedahan. Kata dokter kalau enggak dibedah kemungkinan sembuh ga ada secara medis ya. Setuju kita dibedah semuanya, dibersihkan, selesai dibedah. Dokter bedah bilang sudah rapih semua yang kebocoran.
"Waktu dari puskesmas sini oun bocornya banyak pak di jalanan bisa dilihat. Dalam celana saya kalau saya cuci belum darahnya dia masih ada. Terus sempat sadar tapi dia minta pulang dan kembali drop sampai akhirnya tidak tertolong," jelasnya.
Sang ayah mengaku sebelum kejadian ini pelaku dengan korban tidak sering terlibat cekcok. Namun pelaku selalu geram jika bertemu dengan korban.
"Kalau sering cekcok saya kira enggak, cuma orang ini (pelaku) kan kalau ketemu anak saya dia geram. Anak saya sih jawabnya santai. Kalau ketemu dan orang itu bukan cuma anak saya, kelurga semua, istri saya, pembantu saya di pasar sampai pedagang lain, telur misalnya yang drop di tempat saya itu dimusuhin sama dia," jelasnya.
Samidin mengatakan pelaku memang kerap kali membenci pedagang yang ada di pasar tersebut.