Suara Kebangsaan: Keadilan Sosial

Minggu 31 Okt 2021, 07:10 WIB

Sebab godaan kekuasan terbesar dalam praktek demokrasi liberal yang puncaknya telah terjadi pada Pemilu tahun 2009 adalah pemaknaan kebijakan hanya dari kepentingan elektoral Partai Politik penguasa. Di sinilah kritik harus dilakukan secara obyektif, dan jika perlu dengan mengedepankan kebenaran ilmiah melalui kajian yang obyektif dengan metode penelitian akademik yang kokoh di kampus-kampus.

Keadilan sosial bukanlah slogan. Di Republik Rakyat Tiongkok, keadilan sosial ini dijabarkan dalam kebijakan ”zero poverty” dan ternyata berhasil. Di Amerika Serikat justru mengalami krisis. Demokrasi yang didambakan ternyata menciptakan jurang yang begitu besar antara kaya dan miskin.

Demokrasi liberal di Amerika Serikat menyebabkan “government shutdown” akibat praktek bikameral dalam sistem presidensial yang bekerja dalam negara federal. Semua saling mengunci dalam berbagai kepentingan.

Belajar dari apa yang terjadi di Tiongkok dan Amerika Serikat, bukankah seharusnya bangsa Indonesia percaya bahwa setiap bangsa memiliki sistem demokrasi yang khas sesuai sejarah, tradisi, dan kultur setiap bangsa. 

Indonesia telah memiliki Pancasila sebagai ideologi politik yang digali dari peradaban bangsa, namun juga merupakan sublimasi (tahapan lebih tinggi) dari ideologi-ideologi besar dunia. Rasa percaya diri terhadap sistem demokrasi khas Indonesia inilah yang harus dibangun, dijabarkan, dan mewujud dalam kebijakan pemerintahan negara dari pusat hingga ke daerah.

Dengan membangun budaya politik yang sesuai ideologi bangsa, hakekat keadilan sosial dapat dijabarkan. Misalnya dalam konsepsi tentang kebahagiaan manusia Indonesia; konsepsi tentang kesejahteraan dalam kolektivitas; konsepsi keadilan sosial dalam kaitannya dengan gotong royong, dan begitu banyak kajian yang khas Indonesia yang bisa dilakukan.

Dalam menjabarkan lebih lanjut tentang keadilan sosial tersebut, maka sinergi koneksitas antara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) penting untuk dilakukan. Sinergi koneksitas ini untuk menjadikan ideologi Pancasila dalam gerak riset dan inovasi yang membumi. Suatu riset dan inovasi untuk memerkuat jalan Indonesia berdikari. Dengan panduan ideologi Pancasila maka riset bukanlah untuk riset. Riset sebagai jalan kejayaan bangsa.

Sambil proses tersebut berjalan, mari kita bersikap adil. Adil dalam alam pikir, adil dalam keputusan, adil dalam perbuatan, dan adil dalam membangun hubungan sosial. Keadilan sosial inilah yang kita dambaikan. Keadilan sosial yang dicapai melalui perjuangan, dan gotong royong seluruh elemen bangsa. Merdeka!!!

Berita Terkait

Tradisi Akademis

Minggu 07 Nov 2021, 07:10 WIB
undefined

Politik Pertahanan

Sabtu 20 Nov 2021, 06:00 WIB
undefined

Tan Hana Dharma Mangrwa 

Sabtu 27 Nov 2021, 07:00 WIB
undefined

Persaudaraan Dunia

Minggu 05 Des 2021, 07:10 WIB
undefined

Gunung Semeru

Sabtu 11 Des 2021, 07:00 WIB
undefined

Keadilan Sosial Bersama

Kamis 16 Des 2021, 07:00 WIB
undefined

Jalesveva Jayamahe 

Sabtu 18 Des 2021, 07:00 WIB
undefined

Riset dan Inovasi  

Sabtu 15 Jan 2022, 07:00 WIB
undefined

Pangan

Minggu 23 Jan 2022, 06:00 WIB
undefined

Presidential Threshold

Sabtu 29 Jan 2022, 07:00 WIB
undefined

Perang Dingin 2.0

Sabtu 05 Feb 2022, 07:00 WIB
undefined

Imajinasi Geopolitik Sukarno

Sabtu 12 Feb 2022, 07:00 WIB
undefined

Politik Mobilisasi

Minggu 10 Apr 2022, 07:10 WIB
undefined
News Update