Oleh Budi Setiawan, Wartawan Poskota
PANDEMI Covid-19 semakin melandai. Status daerah yang semula berada di zona PPKM 3 berubah ke level 2, bahkan ada ke level 1. Pemerintah pun mulai ambil ancang-ancang memulihkan kembali kondisi ekonomi yang sempat porakporanda, setelah dihantam kasus Covid-19.
Namun euforia melandainya pandemi tak hanya membuat masyarakat senang hingga lupa terhadap protokol kesehatan (prokes).
Ironisnya lagi kalangan partai juga mulai larut terhadap euforia.
Para partai politik (parpol) agresif melakukan manuver politik untuk mendongkrak elektabilitas figur yang disiapkan maju di bursa Pilpres 2024. Berbagai lembaga survei kini kembali mengungkap hasil survei mengenai sosok yang dinilainya pantas maju di bursa Pilpres 2024.
Kondisi ini agak mengkhawatirkan. Sebab bisa memicu kegaduhan. Apalagi pesta demokrasi seperti Pilpres masih jauh.
Saat ini kegaduhan sudah tampak. Tak hanya di internal partai saja, tapi juga partai yang satu dengan partai lain. Saling tuding dan membandingkan kinerja pemerintah sekarang dan sebelumnya.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, Senin (25/10/2021) lalu, menyayangkan penilaian Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terhadap kinerja SBY dan Jokowi tanpa kriteria jelas dan bahan yang equal. Apalagi membandingkan berdasarkan rapat. Ia mengungkap hasil penilaian tersebut selain sangat subyektif, juga hanya sepihak.
Namun terlepas dari itu, kita berharap jangan ada lagi saling menuding. Biarlah masyarakat yang menilai. Siapapun yang memimpin negeri ini, ada plus minusnya.
Stop saling menyalahkan. Jangan mengklaim lebih baik dari orang lain.
Saat ini yang dibutuhkan adalah kebersamaan. Semua harus merapatkan barisan. Tidak membuat suasana gaduh. Saling mendukung agar ekonomi pulih dan menggeliat kembali, seperti sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Sebab rakyat butuh makan. Rakyat butuh pekerjaan.
Jadi bagaimana tatanan hidup bisa kembali berjalan. Tentu dengan kebiasaan baru. Tetap menerapkan prokes agar bisa menghindari gelombang ketiga Covid-19 seperti yang terjadi di sejumlah negara.
Karenanya menggenjot pertumbuhan ekonomi sekarang ini prioritas agar kita bisa kembali dari keterpurukan. Kondisi ini membutuhkan suasana yang kondusif. Jangan membuat gaduh dan keruh situasi yang agak membaik ini. Mari kita merapatkan barisan agar usaha pemerintah menggeliatkan ekonomi bisa tercapai. **