ADVERTISEMENT

Penolakan Pengiriman Sampah TPA Cilowong, Sekdis DLH Kota Serang Duga Kuat Ada Oknum Memprovokator Masyarakat

Selasa, 26 Oktober 2021 19:31 WIB

Share
DLH menilai aksi penolakan pembuangan sampah itu ditunggangi oleh oknum. (Foto/luthfi) 
DLH menilai aksi penolakan pembuangan sampah itu ditunggangi oleh oknum. (Foto/luthfi) 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Persoalan kerjasama pengiriman sampah dari Pemkot Tangsel ke TPA Cilowong yang belakangan kembali mencuat disinyalir merupakan upaya oknum provokator yang ingin membuat suasana menjadi keruh. 

Pasalanya, berdasarkan hasil audiensi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Serang bersama tokoh masyarakat serta beberapa pejabat kelurahan Cilowong untuk persoalan pemberian dana kompensasi itu sudah mereka terima sesuai dengan mekanisme aturan yang berlaku. 

"Sebelum mereka melakukan audiensi pada hari Senin (25/10/2021) kemarin, kami sudah melakukan audiensi bersama tokoh masyarakat di sana, dan mereka sudah sepakat dengan skema pemberian kompensasi sesuai dengan aturan dan kesepakatan yang berlaku," kata Sekdis DLH Kota Serang Roni Yurani saat dihubungi, Selasa (26/10/2021). 

Roni menuturkan, skema yang diatur itu yakni pemberian kompensasi dilakukan setelah perhitungan jumlah sampah yang masuk ke TPA Cilowong selesai dilakukan setiap triwulan sekali. 

"Untuk tahun ini, jika semua pengirimannya lancar terhitung sejak bulan Oktober 2021, dana yang masuk dari retribusi sampah itu sebesar Rp847 juta, ditambah dengan dana kompensasi sebesar Rp200 juta, jadi total Rp1,47 miliar. Sampai saat ini, dana retribusi itu baru terkumpul sebanyak Rp360 juta," jelas Roni. 

Namun dalam perjalanannya, ada oknum yang meminta uang kompensasi itu dibayarkan cash di depan dengan besaran yang di luar perhitungan yang dilakukan oleh Pemkot untuk tiga bulan terakhir ini. 

"Mereka minta dana kompensasi itu diberikan sekarang juga, cash, sebesar Rp2,5 miliar berdasarkan perhitungan 10 persen dana kompensasi untuk kurun waktu satu tahun," ucapnya. 

Roni menegaskan, jika memang oknum masyarakat itu akan melakukan penutupan TPA Cilowong, silahkan saja itu dilakukan jika mampu. 

Karena Roni melihat oknum provokator itu merupakan warga yang tempat tinggalnya cukup jauh dari lokasi TPA, yang pada saat audiensi pertama dilakukan ia tidak masuk yang dilibatkan. 

"Karena waktu itu kami hanya mengundang masyarakat terdekat TPA saja, yang merasakan langsung dampak dari pembuangan sampah itu. Kalau dia jauh, makanya tidak diakomodir. Mungkin karena itu dia menggerakkan masyarakat lainnya untuk melakukan penolakan," pungkasnya. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT