ITALIA, POSKOTA.CO.ID - Jika tidak terjatuh, Francesco Bagnaia bisa menunda gelar juara MotoGP 2021 yang diraih Fabio Quartararo. Bahkan dengan sisa 2 balapan lagi, pembalap Ducati ini justru bisa berbalik unggul menjadi juara dunia.
Tapi apa daya, nama balapan tentu juga ada faktor keberuntungan, dan keberuntungan masih belum berpihak kepada pembalap Ducati Lenovo tersebut saat balap di GP Emilia Romagna, Misano Minggu 24 Oktober 2021 kemarin.
Dilansir Poskota.co.id dari Todocircuito, Bagnaia mengakui bahwa tahun ini dirinya belum siap untuk memperebutkan gelar yang sudah diraih Fabio Quartararo di beberapa balapan.
Pembalap yang akrab disapa Pecco ini telah meyakinkan bahwa dia senang dengan kinerja yang ditunjukkan musim ini dan menegaskan bahwa basis untuk Desmosedici GP22 tahun depan ini sudah siap.
“Saya memiliki kesempatan ini dan saya mencoba sampai akhir. Saya memberikan segalanya di setiap lap hingga akhir. Sangat sulit untuk mencegah ban menjadi dingin. Saya senang dengan apa yang saya lakukan, meskipun jelas saya sedikit frustrasi dengan hasilnya,” ujar Bagnaia.
“Mungkin saya pantas mendapatkan lebih, tapi tidak apa-apa. Saya pikir setidaknya saya memiliki dasar yang baik untuk 2022. Fabio tidak diragukan lagi adalah pembalap yang paling pantas mendapatkan gelar ini, jadi saya senang untuknya,” ungkapnya.
“Tahun lalu dia berada dalam situasi saya, dia berjuang untuk gelar dan dia membuat beberapa kesalahan. Saya pikir yang berikutnya akan datang lebih siap,” tambah Pecco.
Selain berbicara tentang Quartararo, Bagnaia juga memberikan komentar tentang Marc Marquez yang terus membayangi pada saat balapan hingga dia akhirnya harus terjatuh di sisa 5 lap terakhir.
Tonton juga video “Pelaku Begal Terkapar Setelah Dilawan oleh Korbannya Sendiri”. (youtube/poskota tv)
“Saya tidak terlalu memikirkan Márquez, karena saya tahu bahwa di lap terakhir dia akan memiliki masalah dengan ban soft yang dia pilih,” jelasnya.
“Saya hanya mencoba untuk memaksakan kecepatan saya dan konsisten, saya yakin saya akan memiliki keuntungan dari dia pada akhirnya. Tentu saja, tekanan ada di sana, tetapi tidak seperti di Aragon, atau seperti di Misano saat bersaing dengan Fabio,” pungkasnya. (ichsan)