Warga Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti pelatihan budidaya umbi porang Desa Sejahtera Astra. (ist)

NEWS

Umbi Porang Sulap Ekonomi Warga Desa Sambik Elen Lombok Utara

Kamis 21 Okt 2021, 13:08 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID –  Warga Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) mungkin tak menyangka sebelumnya bila umbi porang mampu menyulap perekonomian warga desa menjadi lebih baik dalam 5 tahun terakhir. 

Bukan hanya perekonomian, tetapi tanaman umbi pengganti nasi tersebut sukses mengharumkan nama desa mereka. 

Diceritakan Koordinator Petani Porang Kecamatan Bayan, Putra Anom, budidaya umbi porang awalnya dilakukan warga dengan cara otodidak. Pengadaan bibit juga demikian. Bibit porang yang dibudidaya adalah bibit liar yang diperoleh dari kebun atau kawasan hutan. Sebagian juga dibeli dari luar daerah, meski tanpa kualitas sertifikat.

“Semula kami menanam dengan jumlah yang tidak banyak karena kami meragukan porang ini dapat menjadi mata pecaharian. Pasalnya kami bingung mau dijual kemana?,” ujar Putra saat diwawancarai Poskota beberapa waktu lalu. 

Namun seiring waktu, dari berbagai informasi yang diperoleh Putra Anom dan petani lainnya akhirnya mereka mengetahui bahwa porang banyak diminati. 

Para petani menyadari butuh kesabaran dalam bertani porang, sebab jenis dan usia bibit menentukan lamanya waktu panen. Untuk bibit dari umbi, masa tanam hingga panen bisa 1 tahun. Bibit dari katak, butuh 3 tahun. Sedangkan bibit dari bunga, butuh waktu 4 tahun.

 

Warga Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah mengikuti pelatihan penanaman umbi porang. (ist)

Terbukti pada panen perdana di tahun 2016 petani di Desa Sambik Elen sudah mampu memproduksi umbi porang basah sebanyak 160 ton. “Pada panen perdana tahun 2016, harga jual kami saat itu Rp 3.000/Kg. Sehingga total hasil panen yang kami peroleh sebesar Rp480 juta,” ungkap Putra Anom.

Berdasarkan hasil panen tersebut, diakui Putra Anom, petani pun mulai bersemangat. Selain anggota kelompok, petani di luar anggota juga sudah mulai ikut menanam. 
Hal ini karena porang memiliki potensi ekonomi yang dapat mengubah nasib petani.

“Di Sambik Elen sekarang sudah 37 hektare yang dikelola kelompok. Di luar anggota, lebih luas lagi,” imbuhnya.

Ke depan dikatakan Putra Anom, target budidaya melibatkan petani mencapai 3.500 hektare, memanfaatkan lahan kritis, lahan nganggur, maupun lahan hutan di luar hutan lindung.

Desa Sejahtera Astra

Potensi budidaya porang di Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara pun mulai mendapat perhatian dari kalangan akademisi maupun swasta. 

Diantaranya guru besar pakar lahan kering Universitas Mataram, Prof. Ir. Suwardji. Sekilas mengamati semangat dan perjalanan warga dalam berbudidaya, ia pun memutuskan memelajari porang dari hulu hingga hilir.

 

Warga Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar diskusi terkait pengembangan budidaya umbi porang. (ist)

Akhirnya, sang profesor memutuskan untuk membuat konsep kemitraan.Dukungan lain yang diberikan datang dari PT Astra International Tbk. Melalui program Desa Sejahtera Astra, dibentuklah kelompok-kelompok Tani Porang.

“Semangat awal di 4 desa, yakni Sambik Elen, Senaru, Akar-Akar, dan Batu Rakit (pemekaran Desa Sukadana),” jelas Putra Anom.

Hasilnya, saat ini sudah ada pengembangan 750 hektare lebih di 4 desa. Ekspansi ini berlanjut di 7 desa di Kecamatan Gangga, kecuali Segara Katon. 

Guna meningkatkan penghasilan, Putra Anom pun berencana ke depan pihaknya tidak lagi menjual produksi umbi dalam bentuk gelondongan atau basah. “Kami akan proses sampai tingkat porang kering. Saat ini ada 176 ribu pohon siap panen dari Satu Kelompok di Sambik Elen dan di Kelompok Tani Ganda Suli Bakongada 56 ribu pohon. Kemudian, di luar kelompok tani seputaran Desa Sambik Elen sebanyak 232 ribu pohon,” tandasnya.

Analisis perhitungan yang dilakukannya dari 232.000 Pohon dikali berat umbi 2 Kg hitungan paling rendah Rp 464.000/Kg x harga murah tahun ini sebesar Rp8.000/Kg basah maka hasil paling sedikit penghasilan panen sebesar Rp3,7 miliar. “Ini hanya dari Desa Sambik Elen, bila kalikan 4 desa lagi hasilnya akan mencapai puluhan miliar rupiah,” kata Putra Anom.

Putra Anom menambahkan komitmen dan keseriusan Astra cukup besar. Perhatian tidak hanya pada petani, tetapi juga warga lansia dan disabilitas. Mereka dibantu dengan sembako yang diserahkan melalui kelompok petani porang.

Ia pun berharap, porang bisa menjadi usaha pertanian jangka panjang. Tentunya perlu diikuti oleh dukungan Pemda dalam menyiapkan sarana prasarana pendukung, seperti akses jalan, peralatan, hingga industrialisasi yang memungkinkan semua kelompok mengolah dan tidak menjual raw materials. (guruh nara persada)


 

Tags:
astra internasionalBudidaya Umbi PorangEkonomi Warga Desa Sambik Elen Kecamatan BayanKabupaten Lombok UtaraNusa Tenggara Barat (NTB)

Administrator

Reporter

Guruh Nara Persada

Editor