Kacau! Klaim Batik Asli dari Malaysia, Miss World Ini Diamuk Ribuan Netizen Indonesia: Klaim Terus, Nggak Kreatif

Kamis 21 Okt 2021, 10:48 WIB
Miss World Malaysia, Lavanya Sivaji (Foto: @lavanyasivaji/Instagram)

Miss World Malaysia, Lavanya Sivaji (Foto: @lavanyasivaji/Instagram)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Akhir-akhir ini netizen Indonesia di Instagram mendadak dibuat geram dengan adanya seorang wanita asal Malaysia yang mengklaim batik berasal dari negaranya.

Wanita yang mengaku-ngaku hal itu merupakan seorang Miss World Malaysiia bernama Lavanya Sivaji.

Lavanya membuat netizen Indonesia geram lantaran ia membuat klaim bahwa batik sangat menyimbolkan keberagaman yang ada di Malaysia.

Hal tersebut ia sampaikan di sebuah postingan yang ia unggah di akun Instagram pribadinya pada Sabtu (16/10/2021).

Menurut Lavanya, batik dinilai sebagai lambing keragaman bagi orang Malaysia karena memiliki perpaduan warna, cetakan dan desainnya yang menarik.

Gaun bermotif batik itu rencananya akan dipakai oleh Lavanya pada saat menghadiri ajang Miss World Malaysia 2021.

"Kain batik melambangkan keragaman di antara orang Malaysia, dengan berbagai warna, cetakan & desainnya,” tulis Lavanya di Instagram.

“Oleh karena itu, saya mempersembahkan kepada Anda gaun malam saya untuk Miss World Malaysia 2021 yang terbuat dari kain batik Malaysia," sambungnya.

Klaim yang dibuat oleh Lavanya Sivaji jelas membuat banyak netizen di Indonesia merasa geram, pasalnya batik pada aslinya memang berasal dari Indonesia.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by @lavanyasivaji

"Klaim terus!! Kaga kreatif Luh!," tulis salah seorang netizen.

"Apakah Malaysia sudah kehabisan ada budaya ker... sehingga harus mengakui budaya orang lain sebagai bahagian budaya Malaysia...tak boleh ke more explore budaya di serawak, kucing atau semenanjung. i believe masih banyak lagi yang belum ter explore," sahut yang lain.

"BATIK FROM INDONESIA NOT MALAYSIA!," sambung lainnya.

Bahkan sejak tahun 2009, tanggal 2 Oktober di Indonesia sudah diperingati sebagai Hari Batik Nasional.

Peringatan tersebut terjadi, saat batik memperoleh pengakuan dunia dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Organisasi ini menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya lisan dan budaya tak-benda intangible cultural heritage (ICH).

Pengakuan UNESCO ini, yang kemudian melandasi pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Presiden Indonesia saat itu yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuat Keputusan Presiden atau Keprres tentang Hari Batik Nasional.

Hari Batik Nasional tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009. Sebelum batik, UNESCO juga sudah mengakui keris dan wayang sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Tak Benda Warisan Manusia.

Sebelum akhirnya diakui UNESCO, Batik Indonesia terlebih dahulu didaftarkan untuk mendapat status ICH melalui kantor UNESCO di Jakarta oleh Menko Kesejahteraan Rakyat, mewakili pemerintah dan komunitas batik Indonesia, pada 4 September 2008.

Batik dinilai sebagai ikon budaya yang memiliki keunikan dan filosofi mendalam, serta mencakup siklus kehidupan manusia.

Secara etimologis, kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu "amba" yang berarti "menulis" dan "tik" yang berarti "titik". Kata ini, kemudian berkembang menjadi istilah "batik".

Istilah tersebut menggambarkan cara membuat titik dengan lilin yang menetes pada kain.

Batik juga dikaitkan dengan teknik atau proses dari awal pembuatan motif hingga warna yang akan dicelupkan.

Salah satu ciri khas batik adalah cara menggambar motif pada kain yang menggunakan alat khusus yang disebut canting. (cr03)

Berita Terkait
News Update