Oleh Tatang Suherman, Wartawan Poskota
GANJAR PRANOWO keluar dari mobilnya. Dia berjalan perlahan menuju tempat parkir kendaraan. Tangannya menenteng sebuah benda. Ganjar pun memilih duduk di pinggir trotoar.
Tak lama kemudian, dia membuka benda yang dia bawa dari mobil tadi. Isinya makanan yang dia bawa dari rumah. Sambil duduk, Gubernur Jawa Tengah itu menikmati makanan dalam kotak makan. Terlihat nikmat sekali.
Kegiatan makan bukan ditempat resmi ini sudah menjadi kebiasaan Ganjar Pranowo selama ini. Dia makan di rumah warga, di warteg, di mobil dsb sudah menjadi keseharian dia. Sambil bersepeda pun, Mas Ganjar, demikian dia dipanggil, tak pernah lupa membawa bekal makan.
Kesederhanaan, kepedulian pada rakyat selama ini membuat nama Ganjar naik populeritasnya. Apalagi karena di berbagai platform media sosial, apa yang dia lakukan dia mampu menjadi magnet masyarakat yang melihatnya.
Oleh karena itu, pengikutnya di berbagai platform terus meningkat. Menurut data terakhir di Twitter pengikut Ganjar ada 1,9 juta, di Instagram ada 3,4 juta, sedangkan di Facebook 789.178.
Angka ini menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo memiliki tingkat kepopuleran yang tinggi di mata masyarakat yang melek media sosial.
Sementara itu, sosok Puan adalah figur utama di luar Megawati yang digadang-gadang maju ke bursa capres/cawapres 2024. Puan memiliki peluang lebih besar dibanding Ganjar, karena berada di lingkungan elite partai banteng.
Melihat posisi Puan seperti ini, tentu peluang Puan mengantongi tiket kandidasi untuk maju dari PDIP lebih besar jika dibandingkan dengan Ganjar.
Namun jauh sebelum pesta demokrasi digelar, suasana internal PDIP sudah panas terkait Ganjar dan Puan. Terbaru, Puan tidak mengundang Ganjar kala memberikan arahan untuk Pemilu 2024.
Pada Sabtu (22/5), ketika Puan memimpin acara pengarahan para kader PDIP, ternyata tak ada nama Ganjar dalam daftar undangan. Padahal, acara itu sangat penting yakni arahan kepada kader dalam rangka penguatan soliditas partai menuju Pemilu 2024.
Kecuali Ganjar, dalam acara itu, hampir seluruh kader di wilayah Jawa Tengah, baik eksekutif, legislatif, maupun struktur partai, diundang.
Menanggapi panasnya Puan dengan Ganjar, Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut kekisruhan yang terjadi antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani adalah dinamika politik biasa.
Terlepas dari itu semua, tujuh lembaga survei yang sudah merelease hasil surveinya umumnya memenangkan Ganjar dibanding Puan Maharani. Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebut Ganjar mengantongi 10,6 persen sedang Puan hanya 0,1. Charita Politik Indonesia malah menempatkan Ganjar lebih tinggi, 16 persen sedangkan Puan hanya 1,2.
Saiful Mujani Research (SMRS) menempatkan Ganjar di 12 persen sedangkan Puan 1,7. Di luar lembaga survei tersebut, beberapa lembaga survei lain memenempatkan Ganjar sebagai pemenang dalam tingkat populeritas maupun elektabitas.
Kesimpulannya, Puan masih harus kerja keras menyedot perhatian masyarakat. Mengandalkan mesin partai saja tidak cukup, sebab masih banyak variabel lain yang dibutuhkan untuk mendongkrak kepercayaan dari masyarakat.