Kisah Guru Honorer Berupah Minim Menyambi Sebagai Merbot Masjid Baitul Asri Jatiwaringin

Rabu 13 Okt 2021, 21:56 WIB
Nurdin, seorang guru honorer di SDN Cipinang Melayu 08 Pagi yang juga menyambi sebagai guru ngaji (ist) 

Nurdin, seorang guru honorer di SDN Cipinang Melayu 08 Pagi yang juga menyambi sebagai guru ngaji (ist) 

"Karena saya sebagai perantau yang datangnya dari kampung, kemudian mau ngontrak enggak punya duit  kemudian saya istilahnya sekalian saya beramal sekalian juga saya menempati tempat yang disediakan di masjid (sebagai rumah)," jelasnya.

Dia pun mesti mengatur waktu serta peran ketika menjadi guru dan merbot masjid. "Jadi merbot itu tugasnya ngepel masjid, membersihkan lingkungan masjid, menyapu, membersihkan toilet masjid, sama imam salat," ungkapnya.

Nurdin mengaku upah sebagai merbot sebesar Rp1,3 juta. Uang itu berasal dari iuran warga setempat. "Pendapat merbot Rp1,3 juta terus ditambah ngajar sekolah swasta Rp400 ribu, jadi pendapatan per bulan saat itu Rp1,7 juta," ungkapnya.

Lantas, Nurdin pun juga menjadi seorang penceramah dalam acara pengajian. Salah satunya saat dia dipanggil ceramah di SDN Cipinang Melayu 08 Pagi.

Dari situ, dia mendapat informasi bila di sekolah tersebut sedang mencari guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

"Setelah berceramah di SDN Cipinang Melayu 08 Pagi, katanya ada lowongan mengajar di sana, kemudian saya menaruh lamaran dan Alhamdulillah, saya bisa mengajar di sana, dari tahun 2018," terangnya.

Di sekolah tersebut, Nurdin mengajar kelas 2A-2B, 3A-3B, 4A-4B, 5A-5B. Dengan durasi enam jam sehari, mulai dari Senin hingga Jumat.

"Di SDN Cipinang Melayu 08, waktu itu saya dapat Rp1,5 juta pas tahun 2018, kalau sekarang naik Rp500 ribu, jadi Rp2 juta," terangnya.

Kendati gajinya sebagai guru sudah lebih baik, namun Nurdin belum melepas profesinya sebagai merbot masjid. Sampai pada bulan September 2020, dengan alasan mau menikah, Nurdin berhenti jadi merbot.

Automatis, Nurdin yang kini memiliki seorang anak berusia empat bulan dan seorang istri sudah memiliki tanggungan keluarga. Tentu dia mesti memutar otak untuk mencari kerja sampingan lain guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Diketahui Nurdin sejak 2018 sudah menjadi muthawif atau pemandu ibadah umrah. Kala baru menjadi muthawif, selama setahun dia pernah memperoleh pendapatan sebesar Rp16 juta sebab, satu jemaah umroh yang datang kepadanya dihitung upah Rp1 juta.

Lantaran pandemi menerpa Indonesia pada 2020, maka sejak 27 Februari 2020, perusahaan travel tempatnya bekerja tutup sementara.

Berita Terkait

News Update