JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta kepada seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk dapat membangun kembali kekuatan demi dapat keluar dari pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 yang sudah terjadi lebih dari satu tahun ini membuat berbagai macam aspek kehidupan benar-benar merasakan dampak yang buruk.
Berbagai macam bidang di Indonesia seperti kesehatan, ekonomi, pendidikan, politik, sosial budaya, hingga kegiatan keagamaan plus peradatan juga terdampak selama pandemi terjadi.
Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menuturkan kalau pandemi Covid-19 ini bisa dihadapi dengan bergotong-royong atau bersama-sama, bukan tidak mungkin Indonesia bisa keluar dari krisis yang ada.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wapres Ma’ruf Amin saat hadir dalam rangkaian kegiatan Kreasi Virtual Katolik Indonesia (KVKI) 2021 secara online (daring).
"Demi bisa bangkit dari krisis pandemi, bangsa Indonesia memerlukan energi kolektif yang besar berupa empati, kepedulian, solidaritas sosial, dan gotong-royong dari seluruh masyarakat," kata Ma'ruf.
Kemudian Ma’ruf Amin meyakini bahwa sebenarnya untuk menghadapi situasi pandemi Covid-19 ini ada dua modal penting yang harus diterapkan, yakni spiritual dan modal sosial.
Khusus untuk spiritual yang dimaksud adalah melakukan banyak usaha dan doa. Untuk modal sosial bisa menanamkan solidaritas dalam tujuan untuk menguatakan satu sama lainnya.
"Hal ini memerlukan kerja sama semua pihak termasuk umat Katolik sebagai bagian dari bangsa ini, serta memerlukan kesiap-siagaan semua pihak untuk bertindak bersama secara cepat dan tepat," tuturnya.
Salah satu modal yang tak kalah pentingnya untuk bisa keluar dari krisis pandemi Covid-19 adalah vaksinasi dan disiplin kesehatan.
"Jika kita semua taat melakukan protokol kesehatan dan vaksinasi, maka diharapkan pandemi ini dapat segera berakhir," ucapnya lebih lanjut.
Sebelumnya KH Ma'ruf Amin menegaskan, bahwa posisi Indonesia sampai kapanpun akan selalu strategis dalam peta perdagangan dunia.
"Dari sekitar 90 persen perdagangan global yang diangkut melalui laut, 40 persen di antaranya melewati perairan Indonesia," tandas Wapres.
Itu disampaikan Wapres pada acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) II Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Indonesia (ASPEKSINDO) secara virtual dari kediaman resmi Wapres di Jakarta, Jumat (8/10/2021).
Wapres menambahkan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan dua per tiga luas wilayahnya berupa laut dan memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia memiliki potensi kemaritiman yang sangat besar.
Lebih dari itu, dengan lokasi di antara dua benua, Asia dan Australia; dan dua samudera, Pasifik dan Hindia menjadikan Indonesia pada titik strategis persilangan alur lalu lintas laut yang menghubungkan benua timur dan barat.
"Atas dasar itulah diangkat visi Indonesia ke depan sebagai poros maritim dunia, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur," terang Wapres.
Sebagai negara poros maritim dunia, menurut Wapres, sehingga mengembalikan identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengawal kepentingan dan keamanan maritim, serta memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia.
"Untuk mewujudkannya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan peran serta berbagai pihak, baik pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan juga organisasi kemasyarakatan," tegasnya.
Wapres menilai ASPEKSINDO, selama kurang lebih 4 tahun terakhir sejak didirikan, telah memainkan peran yang penting dalam memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan pembangunan ekonomi Indonesia.
"Pemerintah memberikan apresiasi atas peran serta ASPEKSINDO dalam pembangunan ekonomi, kesehatan, dan pendidikan di wilayah kepulauan dan pesisir," Wapres menandaskan. (cr03)